GRESIK- SabdaNews.com- Pemerintah Desa (Pemdes) Bambe, Kecamatan Driyorejo terus bekerja keras memberikan pelayanan dan inovasi maksimal untuk membangun desa. Salah satunya dengan program pemerintah yaitu Tempat Pengelolahan Sampah Terpadu atau TPST 3R sesuai Nawakarsa Bupati Gresik .
TPST 3R merupakan tempat pengumpulan, pemilahan, penggunaan ulang, daur ulang, pengolahan dan pemrosesan akhir sampah. Kegiatan ini juga didukung oleh Dinas Lingkungan Hidup, Kabupaten Gresik melalui Kepala Dinas, Sri Subaidah maupun Pihak Kecamatan Driyorejo, melalui Camat M. Amri. ”
“yang mana untuk awal pengurukan TPST 3R Desa Bambe dengan luas 1100 hektar dimulai pada tanggal 9 November 2024 sampai saat ini dalam progres pengerjaan” terang H. Mudjiono, langsung dikantor Desa Bambe, Senin, (2/12/2024). Pihaknya menjabarkan, bahwa pada program ini mendapat bantuan tanah dari PT Suparma Tbk secara gratis.
“Jadi serah terima bantuan tanah urug tersebut juga ditandatangani pihak Kecamatan, dan Dinas Lingkungan Hidup untuk selanjutnya pihak dinas memastikan kondisi tanah kepihak PT Suparma Tbk dengan kondisi tanah layak untuk pengurukan” terangnya.
Pihak desa menambahkan bahwa pihaknya hanya menyewa mobil MOB dan juga alat berat. “harapannya dari pihak desa adalah program ini bisa terlaksana dan terwujud, lantaran di support oleh kurang lebih 32 perusahaan serta panitia kegiatan sampai masuk dana hingga kurang lebih 200 juta yang kita gunakan untuk pengurukan dari PADes 40 juta lebih, dana CSR Perusahaan mencapai 100an juta” harapnya. “nanti rencananya, sisa dari program ini untuk biaya perawatan pengolahan limbah seperti alat pemilah sampah, juga atap.” tambahnya.
Diketahui terkait pengelolahan sampah di Desa Bambe sudah berjalan dari tiga Dusun yaitu, yaitu Dusun Bambe, Sarirejo dan Dusun Ngambar dengan pengambilan sampah memakai 3 unit kendaraan Tossa, dengan tenaga kerja 10 orang dengan Gaji Rp. 2.150.000 per orang per bulan. “Terkait pengelolahan sampah kita mintai juga iuran ke warga 15 ribu rupiah per rumah termasuk penduduk musiman” tambahnya lagi.
“Alhamdulillah, walaupun kita belum bisa mengelola seluruhnya, seperti kita bakar dan untuk residunya kita bekerjasama dengan Dinas LH dengan mobil MOB satu minggu dua kali diambil oleh Dinas LH” pungkasnya. Pihaknya berharap pada 2025, ada dana masuk kembali dari CSR maupun dari BK dan pihak desa tinggal melakukan pemappingan dan membeli alat pemilah sampah termasuk atap dan conveyor.(Gus/Red*)