GRESIK,SabdaNews.com – Sekolah perempuan (sekoper) terus digalakkan oleh Dinas Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KBPPPA) Gresik. Terbaru, kegiatan dilaksanakan di Desa Kedungsumber, Kecamatan Balongpanggang, Kabupaten Gresik, Jawa Timur . Bertempat di balai Desa Kedungsumber, dilaksanakan ‘sosialisasi 6 isu prioritas program INKLUSI’. Menghadirkan narasumber Ir Soerati Mardiyaningsih Msi, Sekretaris Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan Kependudukan (DP3AK) Kabupaten Gresik, dengan peserta para perempuan yang ada di Desa Kedungsumber, Kamis (12/9/2024).
“Kami mengapresiasi dan menyambut baik adanya sekoper, karena kegiatan ini merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kapasitas kaum perempuan di desa kita,” ungkap Kepala Desa Kedungsumber, Wahono Yudho.
Adapun enam isu yang menjadi prioritas dalam program INKLUSI dan dibahas dalam kegiatan tersebut meliputi, identitas hukum, perlindungan sosial, stop kekerasan terhadap perempuan, penghentian perkawinan pada anak, pemulihan ekonomi dan juga partisipasi perempuan di ruang publik.
“Kita berharap, agar para perempuan dapat menjadi lebih mandiri, berdaya dan berperan aktif dalam pembangunan desa,” kata Wahono.
Menurut Wahono, para perempuan juga memiliki peran penting di masyarakat, seperti halnya kaum pria. Sebab mereka adalah pilar keluarga, pendidikan pertama bagi anak-anak dan penggerak utama di dalam sebuah keluarga. “Oleh karena itu, melalui sekoper di harapkan perempuan-perempuan desa kita dapat terus mengembangkan diri dan memberikan kontribusi nyata dalam berbagai aspek kehidupan,” harap Wahono.
Mewakili Pemerintah Desa (Pemdes) Kedungsumber, Wahono tidak hanya memberi apresiasi terhadap keberadaan sekoper. Namun juga mendukung pelaksanaan kegiatan, yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat, terutama bagi kaum perempuan. “Pemdes Kedungsumber mendukung kegiatan ini, yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kualitas perempuan di Desa Kedungsumber. Semoga kegiatan berjalan dengan baik, lancar dan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi seluruh peserta,” kata Wahono.
Wahono juga berharap, sekoper yang dilaksanakan dapat juga memberikan solusi bagi penanganan sampah di Desa Kedungsumber. Sebab persoalan sampah yang tidak ditangani dengan baik, dapat menjadi sumber penyakit, mencemari lingkungan dan mengancam kelestarian alam. “Karena itu, kita perlu meningkatkan kesadaran dan kepedulian kita bersama terhadap pentingnya penanganan sampah yang baik dan benar,” ucap Wahono.
Sementara Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Pengarusutamaan Gender Dinas KBPPPA Gresik Rini mengatakan, sosialisasi tersebut dilaksanakan sebagai tindaklanjut dari audensi terkait pengembangan wilayah desa baru program ‘Gedsi Watch Inklusi’, dengan Kedungsumber ditetapkan sebagai desa piloting 2024. “Untuk itu sebagai tahapan awal kegiatan di desa baru, perlu dilakukan sosialisasi tentang enam isu prioritas yang menjadi tujuan utama program Gedsi Watch Inklusi,” papar Rini.(gus/red)