GRESIK ,SabdaNews.com– Upaya pencegahan dan penanganan stunting di Kabupaten Gresik Jawa Timur terus digencarkan hingga ke tingkat desa. Salah satu desa yang konsisten bergerak adalah Pemdes Jrebeng, Kecamatan Dukun, dengan target zero stunting di wilayahnya. Kepala Desa Jrebeng, Suja’i, mengatakan pihaknya bersama lintas sektor seperti PKK, bidan desa, dan masyarakat berkomitmen setiap tahun untuk menekan angka stunting. “Kami fokuskan dan intensifkan posyandu serta pemberian makanan tambahan bagi balita,” ujarnya, Rabu (10/9/2025).
Saat ini, lanjut Suja’i, masih ada empat anak di Jrebeng yang terindikasi stunting. Semuanya mendapat perhatian khusus dan terus dipantau secara berkala. “Tahun lalu sempat zero stunting, tapi tahun ini ada tambahan kasus. Kami berupaya maksimal agar segera tertangani dan stunting di sini tidak ada lagi,” jelasnya. Menurutnya, peran orang tua juga sangat penting. Karena itu, ia terus mendorong edukasi dan sosialisasi terkait pola asuh yang baik. “Kami sering memberikan penyuluhan agar orang tua benar-benar memahami kebutuhan anak” tambahnya.
Sejak 2023, Desa Jrebeng melahirkan sejumlah inovasi penanganan stunting. Salah satunya Neduting (Nenek Peduli Stunting), yang melibatkan para nenek dalam pola asuh anak, mengingat banyak balita di wilayah tersebut diasuh oleh neneknya karena sang ibu bekerja.
Tak hanya itu, inovasi lain seperti Kaesang (Kampung Inovasi Pisang) dan Kalisanak (Kampung Sayang Anak) juga dijalankan. Program-program ini bahkan pernah mengantarkan PKK Desa Jrebeng meraih juara di tingkat Kabupaten Gresik. “Inovasi itu sampai sekarang masih terus kami jalankan,” tutur Suja’i.
Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Gresik menargetkan prevalensi stunting dapat ditekan hingga satu digit pada 2030 mendatang. Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), prevalensi stunting nasional turun dari 21,5 persen pada 2023 menjadi 19,8 persen pada 2024. Penurunan juga terjadi di Jawa Timur, yakni menjadi 14,7 persen pada 2024.
Di Gresik prevalensi stunting turun tipis dari 15,4 persen menjadi 15,2 persen, dan menempati urutan ke-8 se-Jawa Timur dalam penanganan stunting. Sebagai bentuk keseriusan, Pemkab Gresik turut hadir langsung dalam berbagai kegiatan, termasuk mini lokakarya di tingkat kecamatan dan desa. Saat ini, Gresik juga telah memiliki sejumlah program unggulan untuk menekan angka stunting, di antaranya Gresik Urus Stunting (GUS) dan Deteksi, Tanggulangi, Kurangi Keluarga Risiko Stunting (Detak Keris). (gus/Red)