Home PEMBANGUNANOperasional Bus Trans Jatim Koridor II Diupayakan Agustus atau September

Operasional Bus Trans Jatim Koridor II Diupayakan Agustus atau September

by Redaksi

SabdaNews.com – Dinas Perhubungan Jatim  terus berupaya agar Bus Trans Jatim Koridor II dengan rute Terminal Purabaya, Surabaya hingga Terminal Kertajaya, Mojokerto bisa beroperasi antara bulan Agustus atau September 2023. Hal itu lantaran saat ini masih ada sejumlah detail yang harus diselesaikan, seperti merampungkan pembangunan halte atau shelter yang ptogressnya masih kurang 30 persen.

“Target kami sebelum ulang tahun Provinsi Jawa Timur bisa selesai dan beroperasi,” kata Kepala Dinas Perhubungan Jatim Nyono, Kamis (6/7/2023).

Nyono mengakui masih ada kendala yang harus diakomodir. Seperti mengakomodir beberapa feeder terutama trayek yang terdampak Trans Jatim koridor II. Sebelumnya, pengemudi angkutan kota dari Surabaya dan Sidoarjo yang tergabung Serikat Sopir Indonesia (SSI) Jatim meminta audensi dengan DPRD Jatim, Senin (3/7) lalu.

Mereka khawatir dioperasikannya Bus Trans Jatim, serta penambahan koridor baru Trans Jatim seperti Mojokerto-Surabaya dapat menimbulkan dampak negatif dan membuat para sopir kehilangan penumpang serta  pendapatan.

“Akomodirnya dalam bentuk bisa merekrut sopir untuk menjadi sopir Bus Trans Jatim. Tapi tidak semua sopir bisa kita rekrut. Harus yang memenuhi syarat, kalau terlalu tua sekali kan kasihan karena ini menyangkut keselamatan,” terang Nyono.

Ditambahkan terkait feeder sudah dibicarakan dengan para sopir yang terdampak. Yakni sekitar 80-100 persen terdampak akibat operasional Bus Trans Jatim.

“Nantinya Bus Trans ini sebenarnnya sebagai pengumpan (feeder) bagi para sopir ini. Artinya penumpang yang turun dari Bus Trans Jatim bisa dijemput oleh feeder ini. Termasuk angkutan online. Yang penting harapan kami Bus Trans Jatim bisa jalan dulu,” hharap Nyono.

Terpisah Kasi Prasarana Angkutan Jalan Dinas Perhubungan Jatim Ainur Rofiq mengatakan bahwa keluhan para sopir yang khawatir dengan keberadaan Bus Trans Jatim  sebenarnya sudah difasilitasi. Bahkan sebagian para sopir terdampak sudah bekerja di Trans jatim.

”Tapi kalau mereka minta ditampung semuanya ya jelas tidak bisa,” tegas Rofiq.

Soal lainnya terkait dengan upaya Dishub yang nantinya akan bekerjasama dengan angkot. Terutama menjadikan mereka sebagai feeder, angkutan penyalur yang bisa membantu masyarakat melanjutkan ke tempat tujuan. Tentu, tetap ada catatan bagi angkot yang nantinya bakal dijadikan feeder itu.

Di antaranya kondisi armada masih layak dan nyaman bagi masyarakat. Sebab program penyediaan transportasi umum oleh Pemprov Jatim ini sebagai upaya mengembalikan minat masyarakat untuk kembali menggunakan transportasi publik. Caranya dengan menyediakan angkutan berbiaya murah, nyaman, dan aman.

“Jika masyarakat sudah mulai kembali ke transportasi publik, nantinya juga akan berdampak baik pada arus lalu lintas dan mengurangi kemacetan,” pungkas Rofiq. (pun)

You may also like

Leave a Comment