BANJARMASIN.SabdaNews.com – Misi Dagang dan Investasi yang dipimpin langsung Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa di Galaxy Hotel Banjarmasin, Rabu (17/9), berhasil mencatatkan transaksi fantastis dengan angka Rp 1.661.131.683.000. Capaian ini mengalami peningkatan yang signifikan bila dibandingkan dengan gelaran Misi Dagang dan Investasi tahun 2022 lalu dengan nilai Rp 147,31 miliar.
“Alhamdulillah selama 42 kali misi dagang sejak tahun 2019, transaksi yang dihasilkan kali ini adalah yang tertinggi. Ternyata animo pengusaha Kalimantan Selatan ini mencapai titik yang luar biasa. Bukan hanya jumlahnya tetapi juga omset ini pecah telor yang luar biasa. Di jam 17.00 WITA tembus 1,661 triliun,” kata Khofifah.
Dari total transaksi tersebut, Jatim Jual mencapai Rp 1,574 triliun, sementara Jatim Beli tercatat sebesar Rp 86,894 miliar. Adapun produk-produk Jatim yang paling diminati dalam transaksi ini meliputi telur daging ayam dan turunannya, ternak sapi dan kambing, kopi, alat peraga edukasi, pakan ikan dan pakan ternak, Buah apel dan jeruk, rokok, peralatan dapur MBG, rempah, pupuk, produk fashion, bahan bangunan (baja ringan), benih tanaman pangan dan hortikultura, mesin las dan peralatan, dan Liquid brown sugar dan minyak curah.
Adapun dari Kalimantan Selatan, Jawa Timur banyak melakukan pembelian komoditi antara lain arang halaban, hasil perikanan, Veneer kayu, Arang batok kelapa, Frozen food, Bandeng, patin, udang, dan Kayu bulat hutan hak (budidaya).
Lebih lanjut, Khofifah menjelaskan sebagian besar transaksi tersebut merupakan penjualan produk Jawa Timur. Selama ini sekitar 95 persen penjualan dari Kalsel berupa batubara. Namun, transaksi Rp1,661 triliun kali ini tidak termasuk batubara.
“Yang tercatat justru produk lain, misalnya arang halaban yang pasarnya luar biasa. Biasanya kita hunting arang batok kelapa, tapi ternyata di Kalsel ada buyer yang bertemu trader arang halaban. Selain itu, ada juga transaksi rempah, kopi hingga pakan ikan dan pakan ternak yang cukup besar diambil dari Jawa Timur,” jelasnya.
Menurut Khofifah, kopi asal Jatim menjadi salah satu komoditas yang banyak dibeli Kalsel dengan nilai mencapai Rp 65 miliar, sementara produk pakan ikan dan ternak juga menempati posisi signifikan dalam transaksi kali ini.
“Intinya, ini adalah proses saling menguatkan, saling melengkapi. Jika ke depan kita bertemu dengan pasar ekspor, maka nilai tambah bisa kita raih bersama-sama,” jelasnya.
Dari total transaksi yang ada, tercatat sepuluh komitmen transasksi tertinggi yang ditandatangani diantaranya kerja sama antara Asosiasi Pelaku Usaha Produk Peternakan Jawa Timur (Mojokerto) – Jual 3.054 ton telur & 15.761 ton daging ayam kepada Asosiasi Pelaku Usaha Produk Peternakan Kalimantan Selatan (PT Primafodd International) senilai Rp 1,06 triliun.
Asosiasi Pelaku Usaha Produk Peternakan Jawa Timur (Kota Batu) – Jual 3.927 ekor sapi & 13.478 ekor kambing kepada Asosiasi Pelaku Usaha Produk Peternakan Kalimantan Selatan senilai Rp 141,6 miliar. PT Matahari Sakti (Surabaya) – Jual 8.400 ton pakan ikan kepada CV Mitra Matahari di Banjarmasin senilai Rp 100,8 miliar.
Kelompok Tani Sejahtera (UD Waroeng Kopi Kayumas) (Situbondo) – Jual 1.000 ton kopi kepada PT Herbo Mandiri Group di Tabalong senilai Rp 65 miliar.Gapero Surabaya – Jual 36,1 juta batang rokok kepada PT Bentoel Prima / PT Eratel Prima di Banjarmasin senilai Rp 56,5 miliar.
Riki Utama Mandiri (Sidoarjo) – Beli 2.100 ton bandeng, patin, dan udang dari PT Mahkota Niaga Utama di Banjarmasin senilai Rp 44,1 miliar. CV Satria Abdi Buana (Surabaya) – Beli 6.000 ton arang halaban dari Arrazka Charcoal di Barabai senilai Rp 36 miliar. PT Ayo Tani (Kediri) – Jual 1.440 ton pupuk & 750 ton pakan ternak kepada Koperasi Kopas Tumb di Kab. Tanah Laut senilai Rp 26,5 miliar.
PT Indo Lautan Makmur (Surabaya) – Jual 900 ton olahan ikan kepada PT Wildan Cahaya Asri di Banjarmasin senilai Rp 19,8 miliar. Forkas Jawa Timur (Surabaya) – Jual bahan bangunan (baja ringan) kepada REI Kalimantan Selatan di Banjarmasin senilai Rp 15 miliar.
“Kepala perwakilan BI Jatim itu memvalidasi, mulai dari volumenya, kunatitinya, nilainya, sampai pada transaksi siapa traders, siapa buyersnya. Jadi Ini bukan angka-angkaan, ini adalah komitmen antara traders and buyers dari Jawa Timur maupun Kalimatan Selatan,” ucapnya.
Lebih lanjut ia mejelaskan, Jatim saat ini masih menjadi salah satu motor penggerak perekonomian nasional dengan kontribusi 14,44% terhadap PDB Indonesia. Bahkan di triwulan II-2025, ekonomi Jatim tumbuh 5,23 persen (y-on-y), lebih tinggi dibanding rata-rata nasional sebesar 5,12 persen.
Tak hanya itu nilai PDRB ADHB semester I-2025 tercatat mencapai Rp1.668,6 triliun. Dari sisi perdagangan, Jatim juga mencatat surplus Rp120,61 triliun pada semester I-2025, setelah pada tahun 2024 membukukan surplus Rp187,93 triliun dari total ekspor-impor dalam dan luar negeri.
“Capaian ini tentunya, tidak terlepas dari peran serta dan kerjasama yang baik dengan provinsi-provinsi mitra, termasuk provinsi Kalimantan Selatan,” katanya.
Pada kesempatan tersebut, Gubernur Khofifah juga menginisiasi membentuk forum investasi antara Jatim dan Kalsel dengan didukung oleh Ikatan Keluarga Alumni Universitas Airlangga.
“Sebetulnya membangun jejaring dan penguatan ekonomi itu sangat mudah kalau kita bisa melihat peluang. IKA Unair itu sudah menginisiasi adanya investmen forum. Kalau ini bisa dilakukan di Banjarmasin, ini akan memberikan nilai strategis bagi pengembangan dan pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Selatan,” pungkasnya.
Sementara itu salah satu perwakilan kelompok tani kopi asal Situbondo Didik Suryadi menyampaikan apresisi setinggi-tingginya kepada gubernur Khofifah yang telah melakukan misi dagang di Kalsel.
Menurutnya, perhatian Khofifah terhadap kelompok tani sangat luar biasa. Mulai dari pelatihan, pendampingan hingga pemasaran produk didesain secara sistematis.
“Kami berterimakasih sekali atas perhatian ibu gubernur. Semua difasilitasi mulai dari hulu ke hilir. Dari budidaya, pasca panen hingga pemasaran semuanya ada. Misi dagang jadi peluang bagi kami untuk memasarkan produk di Kalimantan,” katanya
Dalam kesempatan tersebut, delapan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Jatim dan Kalsel juga melakukan menandatangani Perjanjian Kerja Sama (PKS), sebagai wujud penguatan kerja sama antar daerah.
Penandatanganan dilakukan antara Dinas Perkebunan Jatim dengan Dinas Peternakan dan Perkebunan Kalsel, Dinas Peternakan Jatim dengan Dinas Peternakan dan Perkebunan Kalsel, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jatim dengan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kalsel, Dinas Kelautan dan Perikanan Jatim dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Kalsel, serta Dinas Kehutanan Jatim dengan Dinas Kehutanan Kalsel.
Selain itu, kerja sama juga dijalin antara Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Jatim dengan DPMD Kalsel, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jatim dengan DPMPTSP Kalsel, serta Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Jatim dengan Diskominfo Kalsel.
Penandatanganan PKS juga dilakukan oleh 4 asosiasi antara kedua provinsi yakni KADIN, HIPMI, IWAPI dan Forkas Jatim dengan REI Kalsel. (pun)