SabdaNews.com – Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat (Menko PM) Abdul Muhaimin Iskandar mengunjungi lokasi robohnya mushala Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, Kamis (2/10/2025). Ia melihat langsung proses evakuasi korban sekaligus menyampaikan duka cita mendalam atas tragedi tersebut.
Gus Imin sapaan akrabnya menegaskan bahwa prioritas utama saat ini adalah memastikan penanganan terbaik bagi para korban, terutama yang sudah mendapat perawatan di rumah sakit. Untuk korban yang masih dalam proses evakuasi, pihak keluarga juga sudah memasrahkan sepenuhnya kepada BNPB apapun resikonya. Karenanya Gus Imin menyampaikan kepada BNPB agar proses evakuasi dilakukan secara cepat apapun resikonya.
“Keluarga santri sudah menyerahkan sepenuhnya kepada BNPB untuk segera melakukan evakuasi secepatnya. Sudah tidak perlu dikhawatirkan resiko-resiko dalam evakuasi dalam artian kita keluarga juga meminta supaya yang paling cepat ada kepastian,” ujar Ketum DPP PKB ini.
“Barusan kita temuin beliau-beliau menyampaikan yang penting secepatnya ada kepastian. Apapun, dalam keadaan hidup ataupun dalam keadaan meninggal dunia, keluarga sudah pasrah, yang penting ada segera kepastian,” tambahnya.
Selain itu, Gus Imin mengungkapkan bahwa Presiden Prabowo Subianto juga menyampaikan belasungkawa dan akan memberikan perhatian khusus kepada para korban maupun keluarganya.
“Pasti Pak Presiden ikut berduka, pasti Presiden akan memberikan perhatian khusus. Pasti Presiden akan memberikan bantuan kepada keluarga,” tuturnya.
Sebagai bentuk kepedulian, Gus Imin secara pribadi sekaligus sebagai Ketua Umum DPP PKB menyerahkan bantuan sebesar Rp 1 miliar untuk Ponpes Al Khoziny.
“Secara khusus saya masih bersifat pribadi, nanti pemerintah melalui Pak Pratik, melalui kementerian terkait, saya baru mengkonsolidir bantuan pribadi dari PKB,” ungkapnya.
Di akhir kunjungan, Gus Imin menekankan pentingnya standar pembangunan di lingkungan pondok pesantren agar kejadian serupa tidak kembali terjadi. Ia meminta agar pembangunan melibatkan tenaga ahli di bidang teknik.
“Pesantren-pesantren yang membangun, hendaknya menggunakan standar teknik, ilmu teknik. Tentu harus ada ahlinya. Kepada yang belum ada ahlinya, tolong dihentikan dulu,” pungkasnya.(pun)