SabdaNews.com – Pulau Madura kerap menjadi obyek eksploitasi adu gagasan dan ide serta wacana dari para pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Timur yang berkontestasi dalam pemilihan gubernur (Pilgub) lima tahunan. Tak terkecuali pada Debat Publik Pilgub Jatim Ketiga, yang digelar KPU Jatim di Grand City Surabaya pada Senin (18/11/2024) malam.
Paslon Cagub dan Cawagub Jatim meliputi pasangan Luluk Nur Hamidah dan Lukmanul Khakim dengan nomor urut 01, dan pasangan petahana Khofifah Indar Parawansa dan Emil Elestianto Dardak dengan nomor urut 02, memberikan angin surga akan memprioritaskan pembangunan infrastruktur di Madura. Sebaliknya, pasangan Tri Rismaharini dan Zahrul Azhar Asumta (Gus Hans) dengan nomor urut 03, justru berusaha menghindari menyinggung soal Madura selama debat publik pamungkas.
Bentuk bentuk obyek ekspoitasi Madura yang muncul pada debat publik pamungkas diantaranya; menjanjikan menghidupkan kembali jalur rel kereta api di Madura untuk moda transportasi Kereta Api Listrik (KRL), Madura menjadi kawasan industri halal. Kemudian mendorong ekosistem perdagangan garam dan jagung yang bisa menopang kedaulatan pangan di Madura.
“KRL kami pilih di Madura karena yang pertama murah harganya. Kemudian yang kedua bisa menjadi jalan bagi pertumbuhan ekonomi dan ketiga melalui KRL ini adalah ramah lingkungan,” kata Cawagub nomor urut 02 Lukmanul Khakim saat menjawab pertanyaan pilihan dari panelis terkait strategi mendorong jaringan transportasi publik kereta yang rendah emisi berbasis tenaga listrik dan unggul dalam pelayanannya.
Madura sampai saat ini, lanjut Lukman masih menjadi kantong kantong kemiskinan di Jatim sehingga pihaknya berkomitmen jika terpilih menjadi pasangan gubernur dan wakil gubernur kedepan, Madura akan cepat kita entaskan dari kemiskinan.
“Salah satu jalannya adalah menghadirkan transportasi yang murah, mudah sekaligus bisa diakses siapapun dan transportasi KRL ini transportasi massal. Karena itu KRL ini adalah jawaban agar terwujud percepatan pembangunan ekonomi di kawasan Madura Kepulauan,” bebernya.
Sedangkan Cawagub nomor urut 02, Emil Dardak juga sempat menyinggung Madura saat memberikan tanggapan dari jawaban Cawagub 01 dengan mengatakan bahwa pihaknya telah merintis study kelayakan pembangunan kembali (reaktivasi) jalur kereta api di Madura bersama Kementerian Perhubungan. Namun prosesnya tentu bertahap dan membutuhkan waktu.
“Kami telah bersurat ke Kementerian Perhubungan bahwa prioritas kami kedepan adalah kereta api di Madura. Ini nyata, formal dan sudah ditandatangani,” ungkapnya.
Seolah tak mau ketinggalan, Cagub nomor urut 01 juga kembali menyinggung Madura terkait pertanyaan soal akses konektivitas kewilayahan untuk pemerataan pembangunan serta ketersediaan air bersih yang dilontarkan Tri Rismaharini. Menurut Luluk Nur Hamidah akasestabilitas transportasi masih sangat terbatas, mulai jalan darat, apalagi jalur lautnya.
“Saya pernah mendapat cerita konon ada pelabuhan yang dibangun gubernur tapi kapalnya tidak ada? Maka kita akan pastikan ada pelabuhan, ada kapal, ada rumah sakit, ada puskesmas, ada kemudian ambulan air,” tegas politikus asal PKB.
Kemudian untuk memenuhi kebutuhan air bersih di wilayah kepulaan, lanjut Luluk dibutuhkan teknologi yang bisa menyuling air laut menjadi air tawar. Karena itu sangat mungkin dilakukan. Bahkan teknologi itu sudah dilakukan oleh negara negara di kawasan gurun. “Makanya Madura pasti akan bahagia,” janji Luluk.
Sementara Cagub nomor urut 02 Khofifah Indar Parawansa menyinggung soal Madura terkait koneksitas yang sudah dibangun di era kepemimpinannya melalui pembangunan pelabuhan Jangkar di Situbondo untuk melayani pelayaran menuju kepulauan di Madura. Berikutnya di pelabuhan Masalembu Sumenep terkoneksi dengan Kalimantan Selatan.
“Kalau ke Sumenep terlalu jauh sehingga tidak ekonomis maka pelabuhan Masalembu kita koneksikan dengan Kalimantan Selatan yang lebih dekat,” terangnya. (pun)