LAMONGAN.SabdaNews.com – Launching perubahan bentuk Institut Pesantren Sunan Drajat (INSUD) menjadi Universitas Sunan Drajat (UNSUDA) dihadiri langsung Dirjen Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam ((Diktis) Prof. Dr. H. Suyitno, M.Ag di Aula Kampus Unsuda pada Minggu (11/5/2025). Turut pula hadir dan memberikan ucapan selamat sejumlah pejabat, anggota dewan mitra Perguruan Tinggi dan alumni yang selama ini sudah mengabdi di Ponpes Sunan Drajat Paciran Lamongan
Seremoni Lounching Universitas Sunan Drajat (UNSUDA) diawali dengan penyerahan SK dari Dirjen Diktis kepada pemangku Ponpes Sunan Drajat Prof. Dr (HC) KH. Abdil Ghofur, dilanjut dengan penempelan telapak tangan ke layar monitor yang menandakan dimulainya alih bentuk dari INSUD menuju INSUDA Lamongan. Turut serta mendampingi segenap Civitas Akademika UNSUDA seperti Rektor, Wakil Rektor 1, Waki Rektor 2, LPM serta pengasuh Ponpes Sunan Drajat.
Rektor UNSUDA Dr. H. Ahmad Iwan Zunaih, Lc., MM., M.Pd.I. dalam sambutan mengaku bersyukur dan menyampaikan banyak harapan terhadap UNSUDA kedepan sehingga lulusan bisa menjadi lulusan yang benar-benar bisa bermanfaat untuk Agama, Nusa, Bangsa dan Negara.
Lebih jauh anggota DPRD Jatim dari Partai NasDem ini menjelaskan bahwa transformasi perubahan bentuk dari Institut Pesantren Sunan Drajat (INSUD) menjadi Universitas Sunan Drajat (UNSUDA) merupakan sebuah langkah strategis yang menandai transformasi besar dalam dunia pendidikan tinggi yang dibangun bersama di Yayasan Pondok Pesantren Sunan Drajat Paciran Lmaongan.
“Perubahan tidak hanya perubahan semata tetapi merupakan komitmen perwujudan visi dan misi perguruan tinggi dan juga motto dan semboyang yang harus dijunjung tinggi. Alih bentuk ini bukan sekadar perubahan nama atau status kelembagaan. Perubahan Ini adalah lompatan visi, perluasan misi, serta penguatan komitmen untuk menghadirkan pendidikan yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga kuat dalam pembentukan karakter. Semboyan “Fly with Character” mencerminkan cita-cita luhur guna melahirkan generasi yang mampu terbang tinggi menggapai prestasi global, namun tetap berpijak pada nilai-nilai moral, etika, dan kepribadian yang kokoh,” tegas Gus Iwan sapaan akrabnya.
Ditambahkan, perubahan juga untuk mewujudkan output lulusan yang memiliki prestasi keilmuan yang bisa memiliki daya saing dan juga memiliki karakter serta akhlaqul karimah, terbang tinggi bersaing kuat ilmu maupun akhlaq, sesuai ayat Al-Qur’an “iqra” tidak hanya pinter Ilmu dan kepandaian saja tetapi juga memiliki akhlaq yang baik.
“Kami memohon kepada Allah SWT semoga UNSUDA mampu mewujudkan lulusan yang mampu keilmuan yang benar sehingga bisa memberikan sumbangsih pembangunan Indonesia sehingga menjadi bangsa yang lebih baik dan maju,” harap salah satu menantu pemangku Ponpes Sunan Drajat ini.
“Mari kita songsong babak baru ini dengan semangat kolaboratif, inovatif, adaptif dan penuh keyakinan bahwa dengan karakter yang kuat, kita bisa terbang setinggi apapun yang kita cita-citakan. Selamat untuk seluruh pihak yang telah memberikan kemamuannya sehingga INSUD bisa berproses menjadi UNSUDA. Ini merupakan Amanah, Transformasi untuk meningkatkan komitmen untuk merealisasikan UNSUDA harus menjadi simbul dan menjadi “Central of Selling” sekaligus bisa merealisasikan sehingga mampu memberikan sumbangsih bagi Indonesia menjadi “Baldatun Thoyyibatun Warabbun Ghofuur”. Gemah ripah lohjinawi,” imbuhnya.
Menurut Gus Iwan, tahun ini banyak anugrah yang kita terima dari Allah SWT, tidak hanya UNSUDA tetapi juga kita dipercaya untuk mengelola Ma’had Aly marhalah ula setetah terbitnya SK Ma’had Aly. Harapannya tentu Ma’had Aly ini mampu mencetak para lulusan yang memiliki keilmuan agama yakni penguasaan ilmu Fiqh dan Usul Fiqh juga menguasai metodologi maupun dakwahnya.
“Kami mengharapkan lulusan Ma’had Aly Yayasan Pondok Pesantren Sunan Drajat menjadi lulusan yang Khoirun Nas Anfa’uhum Linnas,” ungkap Rektor UNSUDA.
Masih di tempat yang sama, Dirjen Diktis Prof. Dr. H Suyitno MAg menyampaikan bahwa transpormasi Institut menjadi Universitas merupakan tanggungjawab besar, kalau institut kajiannya pada cabang bidang-bidang keilmuan tertentu saja, tetapi kalau universitas kajiannya lebih universal (sosial, ekonomi, budaya, poltik dsb).
Kementerian Agama pada saat ini mendesign kurikulum KBC (Kurikulum Berbasis Cinta), kenapa bapak menteri merekomendasikan kurikulum ini, karena saat ini banyak terjadi kasus ujaran kebencian, bullying, kekerasan, ekploitasi alam bahkan juga tidak mencintai bangsa, selalu menyalahkan sehingga dibayangkan kedepan para generasi menjadi generasi yang tidak cerah masa depanya.
“Konsep kurikulum cinta (Mahabbah) karena kehadiran kita semua dimuka bumi ini berdasarkan konsep Sang Maha Cinta, kita tidak akan lahir kecuali adanya Sang Maha Cinta. Kita sebelum lahir berada dialam rahim ibu kita selama 9 bulan. Bagaimana kita bisa menyalah- nyalahkan orang lain padahal kita dilahirkan dengan rasa kasih sayang oleh dzat yang maha kasih sayang. Kurikulum Cinta ini diharapkan bisa melahirkan rasa kasih sayang terhadap sang pencipta, terhadap sesama yang beda agama dan latar belakang, “hablum minallah dan hablum minannas. Tuhan saja menghormati kepada makhluqnya maka kita juga harus saling menghormati,” beber Suyitno.
Diakui Prof Dr. H Suyitno, Kampus UNSUDA sudah memiliki potensi yang sangat kuat yaitu modal social dan modal intelektual. Sehingga kalau melihat di Sunan Drajat ini tidak hanya lulusan yang pinter dan berkarakter tetapi menurut kami ditambah satu menjadi 3 (Tiga).
“Lulusan Sunan Drajat memiliki : (1) Karakter, (2) Pinter dan (3) Entrepreneur. Karakter merupakan modal utama karena sepinter apapun walaupun profesor ataupun pejabat tinggi kalau tidak memiliki karakter (Akhlaqul Karimah) maka akan kehilangan segalanya. Jadi mahasiswa lulusan Sunan Drajat ini harus memiliki karakter, pinter dan entrepreneur,” tegasnya.
Sementara itu pemangku Ponpes Sunan Drajat Prof. Dr (HC) KH. Abdul Ghofur menyampaikan di Pondok ini diajarkan ilmu untuk bekal dunia dan akhirat sehingga kehidupan dunia dan akhirat bisa bahagia. Harapan pengasuh sekaligus ketua yayasan, lulusan UNSUDA bisa memiliki kedua ilmu tersebut dan di Sunan Drajat ada.
“Kami berharap dengan modal kedua ilmu tersebut bisa mensejahterakan masyarakat dalam bidang ekonomi untuk negara Indonesia. Indonesia merupakan Islam terbesar di dunia, Di Indonesia Islam terbesar di pulau Jawa. Pulau Jawa Islam terbesar di Jawa Timur dan Jawa Timur terbesar di Lamongan tepatnya di Paciran,” pungkas KH Abdul Ghofur. (pun)