SabdaNews.com – Ratusan kiai dan gus dari berbagai pondok pesantren yang ada di Indonesia mendeklarasikan pembentukan Laskar Santri Amin Indonesia di Surabaya, pada Kamis (9/11/2023).
Laskar Santri Amin Indonesia bertujuan untuk menggalang dukungan suara pemenangan pasangan Anies Baswedan dan Abdul Muhaimin Iskandar (AMIN) di Pemilihan Presiden Tahun 2024.
Selain untuk kepentingan Pilpres 2024, Laskar Santri Amin Indonesia juga membentuk Komite Palestina untuk membantu perjuangan kemerdekaan Palestina dan membebaskan rakyat Palestina dari pembantaian (genosida) yang dilakukan zionis Israel.
KH Abdussalam Shohib selaku ketua Laskar Santri Amin Indonesia mengatakan bahwa pembentukan Komite Palestina ini diilhami lahirnya Komite Hijaz yang dibentuk Nahdlatul Ulama untuk menyelamatkan maqom rasulullah dari pengerusakan yang dilakukan kerajaan Arab Saudi.
Sedangkan tiga misi utama Komisi Palestina, lanjut Gus Salam sapaan akrabnya yakni; Pertama, melaksanakan misi kemanusian dan perdamaian di Palestina dengan mendorong semua pihak yang bertikai untuk melakukan genjatan senjata.
“Kedua, mendukung dan memperjuangkan kemerdekaan seutuhnya bagi bangsa Palestina. Dan Ketiga, memperjuangkan kebebasan dan jaminan keamanan bagi umat Islam beribadah di Masjid Al Aqso,” bebernya.
Selain misi, Komite Palestina juga membentuk keanggotaan yang berjumlah 23 orang. Diantaranya, KH Zamzami Mahrus (Lirboyo Kediri), KH Said Abdurrahman (MUS Sarang Rembang), KH Najih Maimun (Al Anwar Sarang Rembang), KH Marzuqi Mustamar (Gesek Malang), KH Fahim Royani (Ploso Kediri), KH Kholil Nawawi (Sidogiri Pasuruan), KH Ma’shum Faqih (Langitan Tuban), KH Abdussalam Shohib (Denanyar Jombang), KH A Syamli (Anuqoyyah Sumenep), KH Robith Fuadi (Bumi Sholawat Sidoarjo), KH Mas Yusuf Muhajir (Sidosermo Surabaya), KH Najib Wahid (Paiton Probolinggo).
Kemudian KH Asep Mu’min (Sumedang Jabar), KH Ahfaz Hamid (Lasem Rembang), KH M Mustafied (Mlangi Jogya), KH Tubagus Masnun (Banten), KH Osman Sya’roni (Jakarta), KH M Faishol Anwar (Bangkalan Madura), KH Ramli Abdul Hamid (Riau Sumatera), KH M Said (Papua), KH Muhdlor Munir (Kalbar), Nyai Hj Juwariyah Fawaid (Asembagus Situbondo), Nyai Hj Saidah Marzuqi (Gesek Malang).
Masih di tempat yang sama, KH Najih Maimun dalam sambutannya mengatakan bahwa Komite Palestina ini tafaulan dengan Komite Hijaz di era awal terbentuknya NU untuk mengingatkan kesewenang-wenangan kerajaan Arab Saudi terhadap ajaran imam madzahibil arba’ maupun pembongkaran maqom rasulullah.
“Imam Syafi’i itu lahir di Gaza Palestina maka sudah sepatutnya santri Indonesia yang bermadzhab Syafi’i ikut membantu rakyat Palestina. Mudah mudahan Islam Ahlussunnah Waljamaah semakin bermanfaat bagi seluruh dunia dan bisa menghentikan genosida atau pembunuhan bagi rakyat Palestina,” tegas KH Najih. (pun)