SURABAYA, SabdaNews.com- Ketua Pengurus Wilayah (PW) Ikatan Keluarga Santri Pesantren Tebuireng (IKAPETE) Jawa Timur, H. Roisudin Bakri, mencurigai adanya aktor di balik layar terkait situasi yang terjadi akhir-akhir ini yang menyudutkan dunia kiai dan pesantren. “Dunia pesantren masih berduka terkait tragedi robohnya Mushola Al-Khoziny, tetapi kemudian diserang dengan narasi yang menyudutkan dunia pesantren dan kiai melalui program acara di Trans7,” ujar pria yang akrab disapa H. Rois saat audiensi bersama Aliansi Santri Nderek Kiai (ASRI) di Gedung DPRD Jatim di ruang paripurna Selasa (21/10/25).
Audiensi diwakili 99 santri dari Ribuan Santri Alumni Pesantren se-Jawa Timur yang tergabung dalam Aliansi Santri Nderek Kiai (ASRI) meng’geruduk’ (sambangi) kantor DPRD Jawa Timur di Jl. Indrapura Surabaya. Secara tertib santri melakukan orasi menyampaikan aspirasinya terkait narasi yang menyudutkan kiai dan pesantren yang ditayangkan di Trans7 Senin (13/10/25). Selama orasi, perwakilan ASRI sejumlah 99 diterima oleh oleh Jajaran Pimpinan DPRD Jawa Timur di Ruang Paripurna untuk melalukan audiensi.
Menurut sudut pandang H. Rois, kejadian ini bukan sekedar kecelakaan dan ketidaksengajaan saja. “Ini bukan sekedar kecelakaan, tetapi ada desain yang menjadikan pesantren ‘bancakan’,” curiganya.
Oleh karena itu, H. Rois mendorong Pemerintah khususnya Aparat Penegak Hukum (APH) berperan aktif mengusut dalang di balik narasi yang menyudutkan kiai dan pesantren yang berpotensi memecah belah bangsa. “Kita dorong masalah ini ke ranah hukum, biar jelas siapa dalang di baliknya, karena mengancam persatuan dan kesatuan bangsa,” tegasnya dengan nada tinggi. (Syafik Hoo/Lukman/Red)