GRESIK, SabdaNews.com – Guna mencegah penyebaran penyakit Tuberculosis( TBC) dilingkungan warga Desa Putatlor, Kecamatan Menganti, Kabupaten Gresik, Pemerintah Desa( Pemdes) Putatlor menggandeng Puskesmas Menganti, dengan menggelar sosialisasi pencegahan dan penanggulangan Tuberculosis (TBC) Desa Putatlor Kecamatan Menganti Gresik, tahun anggaran 2025, pada Sabtu (11/09/2025).
Dalam sambutannya, PJ Kepala Desa Putarlor, Menganti, Moh. Dayat, mengucapkan rasa terima kasih yang setinggi- tingginya atas antusias para warganya dalam mengikuti kegiatan sosialisasi pencegahan dan penanggulangan penyakit tuberkolosis( TBC). “Ya mudah mudahan dengan adanya kegiatan sosialisasi pencegahan dan penanggulangan TBC yang juga dihadiri oleh kepala Puskesmas Menganti ini, seluruh warga Desa Putatlor, terbebas dari penyakit, khususnya peyakit tuberculosis,” harap Kades Moh. Dayat.
Dalam kegiatan ini, Kades Dayat juga menghimbau warganya jika kurang paham dengan penyakit TBC dan cara pencegahannya, maka para warga dipersilahkan untuk menanyakan langsung pada narasumber yang salah satunya merupakan Kepala Puskesmas Kecamatan Menganti. “Bapak ibu, jangan malu malu bertanya jika mempunyai keluhan penyakit TBC agar segera bisa ditangani secara dini, sehingga bisa lekas sehat lagi,” imbuhnya.
Sementara itu, dalam paparanya saat sosialisasi TBC berlangsung, dr Rahayu Nugrahani, Kepala Puskesmas Menganti Gresik mengatakan, jika pihaknya mendapatkan informasi akan adanya dua warga desa Putatlor yang menderita TBC. Nah oleh karena itu, pihaknya mengajak bersama sama warga masyarakat Desa Putatlor, untuk melakukan pencegahan penyebaran dengan melakukan penanganan secara dini. “Jadi penularan dari kuman TBC itu biasanya melalui batuk dari penderita TBC. Bisa dari ludahnya yang keluar dan biasanya kumannya bertahan di udara 4- 5 jam,” jelasnya.
Nah jika ada yang tertular, maka 4 sampai 5 minggu, bisa langsung terjangkit TBC, jika kondisi daya tahan tubuhnya kurang bagus. “Orang yang terkena kuman TBC, ada tiga, diantaranya akan menjadi sakit jika tahan tubuh lemah, yang kedua infeksi laten,” bebernya.
Adapun tanda- tandanya seseorang terkena TBC menurut dr Rahayu, diantaranya mengalami batuk, sesak nafas, terus berat badannya akan mengalami penurunan, dan setelah itu disusul tubuh menjadi demam. “Jika menyerang anak anak, ditandai dengan demam, badan kurang enak sehingga anak cendrung malas untuk bberaktufitas,” lanjutnya.
Ditekankan dr Rahayu, yang paling ditakutkan itu TBC yang resisten. Kuman TBC yang pengobatannya setengah setengah dan tidak selesai, maka kuman itu akan resisten terhadap obat itu. Maka nanti tidak ada lagi obatnya. “Kapan dilakukan pengobatan, yaitu setelah pemeriksaan dan hasil tesnya positif,” ungkapnya.
Untuk periode pengobatan penyakit TBC, bagi orang dewasa selama 6 bulan. Banyaknya obat yang diminum tergantung dari berat badan penderita. “Sebaiknya minum obatnya pada waktu yang sama, saat perut dalam keadaan kosong,” tambahnya lagi. Cara pencegahan. Karakter kuman TBC ini senang dengan kondisi udara lembab. Oleh karenanya ventilasi udara itu sangat penting. Kalau bisa kamar tidurnya paling tidak terkena cahaya matahari. Dan perilaku hidup sehat, makan yang sehat, olahraga, serta selalu cuci tangan.
Sekedar diketahui, kegiatan sosialisasi pencegahan dan penanggulangan TBC yang digelar dibalai Desa Putatlor ini, juga dihadiri Pj Kades Putatlor, Moh Dayat, perwakilan Koramil Menganti, ibu PKK, dan juga diikuti oleh RT- RW se- Desa Putatlor, serta melibatkan warga masyarakat, mulai dari bapak- bapak hingga kaum ibu ibu rumah tangga.(lim/Red)