SabdaNews.com – Kendati 60 persen pemilih Pemilu 2024 merupakan generasi muda, namun keterwakilan anak-anak muda di parlemen tergolong minim bahkan tidak lebih 10 persen dari total 575 anggota DPR.
Diantara generasi muda yang mendapat kepercayaan dan amanat menjadi wakil rakyat di DPR RI dari Dapil X meliputi wilayah Lamongan – Gresik periode 2019-2024 adalah Dyah Roro Esti Widya Putri.
Politikus muda Partai Golkar ini mengaku sengaja terjun ke politik itu karena panggilan hati dan pengaruh besar keluarga khususnya dari ayah yakni Satria Yudha mantan legislator dari Partai Golkar yang kini menjabat Ketua Dewan Energi Nasional.
“Bapak saya dulu juga anggota DPR sehingga sejak kecil paham bagaimana politik itu karena kerap dilibatkan orang tua saat menggelar kegiatan politik khususnya menyapa konstituen di bawah,” kata Dyah Roro, Minggu (9/7/2023).
Alumnus paska sarjana universitas di UK London Inggris itu menyatakan ingin membalas budi pada bangsa dan negara yang telah memberikan kesempatan Roro bisa study ke luar negeri melalui program beasiswa.
“Cara balas budi itu salah satunya dengan menjadi legislator sehingga saya bisa mengamalkan ilmu yang telah diperoleh untuk ikut mewarnai kebijakan kebijakan pemerintah dalam membangun bangsa dan negara ke depan,” dalih perempuan berparas ayu ini.
Anggota Komisi VII DPR RI yang akan berjuang kembali menjadi legislator di Senayan melalui Dapil Lamongan – Gresik pada Pileg mendatang ini mengaku tidak punya strategi khusus untuk mendulang suara kecuali dengan kerja kerja nyata baik di parlemen maupun turun ke lapangan menyerap dan memperjuangkan aspirasi masyarakat.
“Mudah mudahan dengan kerja kerja nyata itu saya bisa mendapat amanah dan kepercayaan terpilih kembali menjadi wakil rakyat. Sekaligus bisa menjadi contoh generasi muda dan inspirasi banyak orang untuk terjun ke politik,” terang Dyah Roro.
“Bangsa dan negara ini membutuhkan perwakilan anak anak muda masuk dalam sistem (parlemen) karena 60 persen penduduk Indonesia saat ini hingga 2045 mendatang didominasi anak anak muda, generasi milenial dan gen Z,” imbuhnya.
Selain kerja nyata, Dyah Roro juga selalu berusaha mengikuti perkembangan di masyarakat terutama terkait isu-isu yang lagi ngetren disorot publik dengan cara memberikan sosialisasi hasil kerja kerja di parlemen dalam menyikapi persoalan masyarakat melalui media sosial seperti IG, FB maupun TikTok dengan konten konten yang berbasis kinerja.
“Inilah cara kita merangkul anak muda supaya tidak apatis dan lebih percaya dengan institusi DPR maupun wakil rakyatnya karena likebility-nya itu sangat rendah dibanding institusi institusi yang lain,” jelasnya.
Diakui Roro, kepercayaan publik terhadap lembaga DPR juga masih rendah makanya di DPR itu punya Open Parlemen Indonesia untuk mendorong transparansi kinerja parlemen melalui sosial media agar bisa membuka ruang bagi publik untuk bisa tahu dan bisa lebih mengenal apa yang sebetulnya ada di dunia politik.
Sedangkan menyangkut kepentingan masyarakat khususnya di Gresik terkait keberadaan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) JIIPE, Dyah Roro mengapresiasi Pemkab Gresik yang telah membuat Perda yang mengatur supaya tenaga kerjan KEK 60 persen diambil dari tenaga kerja lokal.
“Mungkin yang ingin saya tekankan kepada pemerintah daerah adalah mohon dibantu agar itu terealisasi dengan baik,” jelasnya.
Pada dasarnya mayoritas industri itu dari pusat, oleh karena itu melalui fungsi Roro di DPR akan terus mengingatkan industri supaya peraturan daerah yang sudah berlaku itu terealisasi dengan baik dan disajikan kepada DPR fase fasenya selama ini seperti apa, agar wakil rakyat juga tahun kelompok masyarakat mana saja yang perlu diberdayakan dan belum tersentuh industri melalui CSR.
“Termasuk keterwakilan perempuan itu sangat penting karena mereka punya peran penting dalam mendongkrak perekonomian keluarga dan juga perekonomian daerah,” pungkasnya. (pun)