SabdaNews.com – Memasuki hari ke 24 ramadhan 1446 Hijriyah, kondisi stabilitas di Kota Surabaya kian memanas, seiring dengan adanya aksi penolakan terhadap UU TNI yang dilakukan gabungan masyarakat sipil di depan gedung negara Grahadi Surabaya, Senin (24/3/2025) siang.
Pada mulanya, aksi yang diikuti ribuan massa itu berlangsung tertib. Juru bicara aksi berorasi secara bergantian sambil membeber berbagai spanduk bernada protes. Bahkan massa aksi juga sempat menggelar aksi teatrikal hingga menyanyikan Bayar Bayar milik band Sukatani.
Namun sekitar pukul 16.15 WIB paska massa aksi membakar ban bekas, tiba-tiba ada sejumlah massa aksi dari belakang kerumunan yang melempar batu dan botol minuman ke aparat kepolisian yang berjaga di halaman kantor negara Grahadi Surabaya.
Tak ayal massa aksi yang awalnya santai ikut terprovokasi dengan menyeret pagar berduri sebagai pembatas diselingi aksi lempar batu dan botol minuman. Massa aksi semakin brutal saat mobil water canon menyemprotkan air untuk membubarkan massa dibalas dengan hujan batu, menyulut petasan kembang api hingga melempar bom molotov ke aparat kepolisian.
“Revolusi, revolusi, revolusi,” teriak massa membakar semangat aksi perlawanan.
Menurut Jaya salah satu korlap aksi mengatakan bahwa aksi ini dilakukan oleh koalisi masyarakat sipil bersama mahasiswa dari berbagai kampus di Surabaya yang menolak orde baru bangkit kembali melalui UU TNI.
“Ada 8 tuntutan masyarakat sipil dalam aksi menolak UU TNI. 1. Tolak revisi undang-undang TNI. 2. Tolak perluasan fungsi TNI dalam ranah sipil. 3. Tolak penambahan kewenangan TNI dalam operasi militer selain perang, terutama dalam ranah siber,” jelasnya.
Berikutnya, 4. Bubarkan komando teritorial. 5. Tarik seluruh militer dari tanah Papua. 6. Revisi undang-undang Peradilan Militer untuk menghapus impunitas di tubuh TNI. 7. Kembalikan TNI ke barak. 8. Copot TNI aktif dari jabatan jabatan sipil.
Setelah situasi caos agak mereda, sejumlah intel polisi bergerak menangkap dan mengamankan sejumlah orang orang dicurigai menjadi provokator hingga merangsek ke arah jalan Taman Apsari Surabaya sehingga aksi perlawanan massa juga tak dapat dihindarkan dengan melemparkan helm dan batu ke petugas.
Dari pantuan lapangan, hingga pukul 20.30 kondisi di sepanjang jalan Gubernur Suryo depan kantor negara Grahadi Surabaya berangsur angsur kondusif karena massa aksi menjauh ke sekitaran jalan Pemuda, Panglima Sudirman dan Yos Sudarso. Namun arus lalu lintas masih ditutup untuk kendaraan.
Berdasarkan infomasi, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa sedang ada kegiatan ke luar kota tepatnya ke Situbondo. Sehingga pihak Pemprov Jatim belum ada yang memberikan keterangan terkait adanya aksi demo tolak UU TNI di depan kantor negara Grahadi Surabaya. (pun)