GRESIK, SabdaNews.com– Di tengah gempuran tantangan ekonomi dan kebutuhan pangan yang semakin kompleks, Desa Klangongan, Kecamatan Kebomas, Gresik, mencoba melangkah maju dengan cara yang unik. Tahun ini, desa tersebut meluncurkan program ketahanan pangan berbasis peternakan kambing komunal, yang dikelola langsung oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
Sejak Januari 2025, kandang kambing komunal yang terletak di lahan desa mulai dipenuhi suara kambing yang menjadi harapan baru bagi warga. Program ini lahir dari semangat gotong royong dan inovasi pemerintah desa dalam menciptakan sumber ketahanan pangan yang berkelanjutan.
Kepala Desa Klangonan M. Ajir melalui Sekretaris desa Nur Sakinah mengatakan dengan pengelolaan bersama peternakan kambing komunal bisa menjadi penggerak ekonomi warga “Kami ingin desa ini memiliki sumber pangan sekaligus menjadi penggerak ekonomi warga. Tidak hanya sekedar beternak, tapi juga membangun sistem yang bisa dikelola bersama,” ujar Nur Sakinah (14/9/2025).
Pada tahap awal, BUMDes bekerja sama dengan empat peternak lokal yang bersedia menjadi mitra. Namun, seiring berjalannya waktu, kini tersisa dua peternak yang aktif terlibat Washil dan Munif. Masing-masing bertanggung jawab mengurus 14 ekor kambing, yang dipelihara di kandang komunal dengan sistem penggemukan.
Menurut Washil, meski jumlah mitra berkurang, semangat untuk mengembangkan program ini tetap tinggi. “Kami memulai dengan penuh harapan. Tantangannya tentu ada, mulai dari pakan hingga perawatan. Tapi saya percaya ini bisa berkembang kalau dikelola dengan sungguh-sungguh,” tuturnya sambil memeriksa kambing yang sedang diberi pakan.
Program kandang komunal ini bukan sekedar usaha beternak, namun juga strategi desa dalam menciptakan kemandirian pangan. Selain menghasilkan daging kambing yang dapat menjadi sumber protein bagi warga, program ini juga membuka peluang peningkatan pendapatan bagi peternak dan BUMDes.
Hasil dari penjualan kambing nantinya akan dibagikan sesuai kesepakatan, di mana sebagian keuntungan akan diputar kembali untuk pengembangan usaha, sementara sisanya menjadi pendapatan bagi para peternak dan BUMDes. Munif, salah satu peternak lainnya, mengaku merasa terbantu dengan adanya program ini. “Kalau dulu kami beternak sendiri-sendiri, modalnya terbatas. Dengan kandang komunal, biaya bisa lebih efisien dan pemasarannya juga lebih jelas,” jelasnya.
Pemerintah Desa Klangongan berencana memperluas program ini dengan menambah jumlah kambing dan mengajak lebih banyak peternak untuk bergabung. Selain itu, mereka juga tengah merancang pelatihan bagi warga untuk meningkatkan pengetahuan tentang teknik penggemukan yang lebih modern dan ramah lingkungan.
Kepala Desa optimis, program ini dapat menjadi contoh bagi desa-desa lain di Gresik. “Ketahanan pangan tidak harus selalu berbicara soal padi atau sayur-mayur. Ternak juga bagian dari itu. Kami ingin Desa Klangongan menjadi desa yang mandiri, tidak hanya cukup untuk warganya, tapi juga bisa memberi manfaat bagi daerah sekitar,” tutupnya penuh semangat. Di tengah modernisasi dan tantangan global, langkah Desa Klangongan membangun kandang kambing komunal menjadi simbol nyata bahwa kemandirian bisa dibangun dari desa.
Meski sederhana, program ini menyimpan harapan besar: menciptakan desa yang kuat, mandiri, dan mampu menjaga ketahanan pangan untuk generasi mendatang. Dengan semangat gotong royong dan inovasi, Desa Klangongan kini menapaki jalan baru menuju masa depan yang lebih sejahtera. Dari suara kambing di kandang komunal itu, tersimpan kisah perjuangan dan cita-cita besar sebuah desa yang tak ingin tertinggal dalam arus perubahan zaman.(gus/Red)