JAKARTA.SabdaNews.com – Tampilnya Bahlil Lahadalia sebagai satu satunya calon ketua umum Partai Golkar yang memenuhi syarat dalam Musyawarah Nasional (Munas) XI Partai Golkar seolah menjadi pertanda bahwa Partai Golkar sukses melakukan Shifting Generation atau Pergeseran Generasi.
Pernyataan itu disampaikan Ketua DPD Partai Golkar Jawa Timur M Sarmuji usai mengikuti Rapimnas Partai Golkar di Jakarta Convention Center (JCC) pada Selasa (20/8/2024).
Dibanding para ketua umum Partai Golkar sebelumnya, lanjut Sarmuji, usia Bahlil jauh lebih muda. Bahkan dibanding para bakal calon ketum yang sempat muncul namanya ke publik, usia menteri investasi dan BKPM itu lebih muda kisaran 10 hingga 15 tahun. Termasuk juga jika dibandingkan dengan Pak Bamsoet (Bambang Susatiyo) maupun Agus Gumiwang (Plt Ketum).
“Tampilnya Bahlil tentu membuka wajah baru ini untuk membuka ruang baru bagi pemimpin baru. Kita berharap bukan simbol ketuanya saja tiullya saja Alkitab bukan hanya simbol yang berubah tetapi juga wajah partai secara keseluruhan itu menggambarkan terjadinya pergeseran generasi,” beber Sarmuji.
Ia memandang Bahlil punya karakter dan profile yang memungkinkan wajah partai juga bisa berubah. Mengingat selama ini Partai Golkar dikenal sebagai partai yang establish, partai yang mapan dan orang-orangnya juga mapan, termasuk tokoh tokohnya juga mapan, bahkan orang tuanya juga berlatar belakang orang mapan
“Bahlil akan menjadi sosok yang berbeda. Dia akan menjadi anak rakyat yang memimpin partai elite,” dalih politikus asal Surabaya.
Hampir bisa dipastikan, jika tidak ada kendala Bahlil Lahadalia akan melenggang dan ditetapkan menjadi ketum Partai Golkar pada Munas XI yang dibuka nanti malam oleh residen Joko Widodo. Pasalnya, Bahlil sudah memiliki modal dukungan sebanyak 469 pemillik suara dari total 558 pemilik suara.
“Artinya, kalaupun sisa pemilik suara itu diberikan kepada calon lain, itu tidak sampai 30 persen, sehingga pasti tidak memenuhi syarat untuk menjadi calon ketua umum Partai Golkar,” beber Sarmuji.
Ia mengakui shifting generation itu sebenarnya sudah dimulai Partai Golkar khususnya dari kader partai yang duduk di legislatif baik di tingkat pusat (DPR) maupun daerah (DPRD) dengan tampilnya generasi muda menempati jabatan di Alat Kelengkapan Dewan (AKD).
“Mudah mudahan dengan tampilnya Pak Bahlil shifting generation itu bisa lebih pasti,” pungkas Sarmuji. (pun)