GRESIK, SabdaNews.com- Abrisam Shiraz Alfariq membacakan ayat-ayat suci Alquran pada Pengajian Ahad Pagi Majelis Tabligh Pimpinan Cabang Muhammadiyah Kebomas Gresik di Masjid Attaqwa Perguruan Muhammadiyah Giri Kebomas Ahad (21/12/2025). Siswa kelas II Ibnu Sina SD Alam Muhammadiyah Kedanyang (SD Almadany) Kebomas Gresik Jawa Timur ini membacakan QS Ali Imran 104-109 dengan sangat baik. “Anak masih kelas II sudah berani membaca Alquran di depan jamaah dan makroj serta tajwidnya juga baik”Ujar Bendahara Pimpinan Cabang Kebomas Periode 2015-2022 H. Rouf Alwi.
Tak ada yang tau, kondisi Shiraz – panggilan akrab Abrisam Shiraz Alfariq – sedang kurang sehat. Ia baru sembuh dari sakit cacar air dan harus memaksanya tidak masuk sekolah dan berkegiatan selama beberapa hari. Saat dihubungi guru Ismuba Irma Pritandari Agripina, S.Pd. di awal Desember 2025 ia begitu bersemangat. Namun saat dihubungi lagi dua-tiga hari lalu, Mama Shiraz Yasienta Amalia sempat ragu dengan kondisi putra pertamanya itu “ kami manut saja ustadzah bagaimana baiknya, meskipun (Shiraz) ada perasaan sedikit kecewa Us karena (dia) sudah sering berlatih menjelang pengajian ini”ujarnya.
Yasienta Amalia menambahkan dirinya dan ayah Shiraz cuma kulo manut keputusan Us Irma saja bagaimana baikny. Irma guru yang menjadi PIC Qiroah ini semakin galau dengan situasi ini. Kekalutan hati guru kelahiran kedanyang ini sedikit teratasi saat Yasienta Amalia kembali mengabarkan kondisi Shiraz, “ Alhamdulillah us, Kamis sore ini sudah banyak yang pecah dan mengempis, insyaallah besok sudah kering, sambal kami obati obat oles dari dokter”harapnya.
Shiraz yang ditanyakan kondisinya semakin optimis dengan keadaan dirinya,”kenapa tidak jadi mom?”tanyanya memelas. Saat dikabari kalau masih sakit, kemungkinan nanti yang tampil akan diganti, kembali ia jawab dengan keoptimisan dirinay “kan aku besok insya Allah wes (sudah) sembuh” ujar siswa kelahiran 20 Mei 2017. Alhamdulillah keinginan dan optimism dirinya diijabah Allah, pagi ini ia bisa tampil di hadapan Ayah, Mama dan sang adik. Turut bahagia dan bangga, keluarga besarnya yang tinggal di dekat masjid tempat acara berlangsung, sang kakek, paman dan bibinya tersenyum bangga melihat cucu ,keponakan yang bersekolah di SD Almadany mampu membacakan ayat-ayat suci Alquran dengan baik.
Dhimam Abror Djuraid, Sang Wakil Ketua Dewan Pakar Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Pusat yang memukau hadirin Saat Abror bercerita perjalanan jurnalisnya kala itu sebagai wartawan Jawa Pos ke Timur Tengah – Jordania dan Palestina. Tapak tilas sejarah perang David vs Goliath di perbatasan Yordania – Palestina hingga masuk ke markas Hamas dan Masjidil Aqso di Palestina.
Bertugas melaporkan adanya Perjanjian Oslo. Perjanjian yang kemudian hari dikenal dengan “Letters of Mutual Recognition” karena untuk kali pertama secara resmi Israel mengakui Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) sebagai wakil bangsa Palestina yang sah. Dan untuk kali pertama pula, PLO mengakui eksistensi Israel, menentang terorisme, dan menerima prinsip “tanah untuk perdamaian.”
Perjanjian Oslo memuat item yang mengakui partisipasi PLO dalam negosiasi dan janji PLO untuk menaati persyaratan dalam perjanjian. Isi dari perjanjian Oslo membuat Arafat bisa menerapkan resolusi PBB selama periode lima tahunan — dari Mei 1994 hingga Mei 1999 — yang menyangkut soal pemerintahan otonomi Palestina. Pada 4 Mei, dengan demikian, menjadi hari pertama PLO bisa menyatakan kemerdekaan. Arafat pernah menyebut tanggal 4 Mei sebagai hari bersejarah bagi Palestina.
Namun, nyatanya perjanjian itu di atas kertas saja. Proklamasi negara Palestina mengalami rintangan akibat kebijakan Perdana Menteri Israel Netanyahu yang membekukan proses perdamaian. Terakhir, Netanyahu menyerukan pemilu Israel dilakukan secepatnya yaitu tanggal 17 Mei. Tindakan ini tak lepas dari niatnya untuk mencegah Palestina mendeklarasikan kemerdekaannya.
Sementara itu AS, yang jadi broker perjanjian, terus menolak mengakui hak Palestina untuk merdeka dan menganggap deklarasi kemerdekaan merupakan tindakan tak bisa diterima. Bill Clinton hanya mengirimkan surat pada Arafat, menyatakan bahwa AS mengakui hak Palestina untuk menentukan masa depan mereka sebagai orang bebas di tanah airnya. Tak lama setelah perjanjian, Perdana Menteri Israel Yitzhak Rabin, dibunuh oleh seorang sayap kanan Israel pada 1995. Sementara Yasser Arafat meninggal pada 2004. ( Kontributor Mahfudz Efendi/Red)
