Home KESRASiswa Kelas 6 SD Almadany Belajar Sejarah di Musium Sunan Giri.

Siswa Kelas 6 SD Almadany Belajar Sejarah di Musium Sunan Giri.

by sabda news

GRESIK, SabdaNews.com- Lima puluh dua siswa kelas VI belajar sejarah di WGK (Wisata Giri Kuno) dan Musium Sunan Giri Rabu (12/11/2025)  Di WGK mereka menelusuri berbagai bangunan yang berada di kawasan Giri, tepatnya di wilayah RT 14, RW 04 Desa Giri, Kecamatan Kebomas.  Di area sekitar 1.300 meter persegi, WGK ini seakan menghidupkan memori kerajaan Giri Kedaton yang pernah jaya di masanya, khususnya dalam persebaran agama Islam di tanah Jawa, khususnya di Gresik.

Karena itu, ornamen bangunan banyak menyuguhkan beberapa replika, baik bangunan fisik yang menguatkan konteks masa lampau, juga aneka pepohonan yang hidup dan tumbuh pada zaman Giri Kedaton. Selain bangunan inti berupa pendapa atau joglo sebagai replika pusat dakwah Sunan Giri di Giri Kedaton, juga ada gazebo, jublang (kolam mandi) yang mendeskripsikan tempat-tempat khusus yang pernah ada pada saat Sunan Giri mengembangkan dakwah.

Beberapa jenis pohon khas Giri dan replika sentra kegiatan ekonomi yang dulu dikenal dengan sebutan Pasar Gede juga dihadirkan untuk menampung berbagai produk UMKM yang ada di Desa Giri. Wisata sejarah bisa sambil menambah pengetahuan. Salah satu tempat wisata sejarah yang didatangi yakni Museum Sunan Giri.  Museum Sunan Giri di Kabupaten Gresik dan menawarkan berbagai koleksi bersejarah, tak terbatas hanya pada benda yang berkaitan dengan Sunan Giri.

Dari WGK, mereka menelusuri sejarah masa lampau di Giri Kedaton Desa Giri.

Menurut cerita tempat ini merupakan tempat pengukuhan Raja-raja Islam Demak sampai Pajang. Ditempat ini pula dibangun Masjid / Pondok Pesantren yang pertama di Giri, yang kesemuanya tinggal nampak bekas-bekasnya, termasuk kelengkapan Kedaton lainnya berupa batu pelinggihan, kolam wudhu dan dinding pagar kuno. Dibelakang masjid terdapat pula makam Raden Supeno (putera Sunan Giri yang meninggal ketika masih remaja). Situs Giri Kedaton ini terletak di puncak sebuah bukit dengan tanjakan tajam yang relatif curam.

Dari situs Giri Kedaton, mereka menelusuri sejarah masa lampau di Museum Daerah Kabupaten Gresik “Sunan Giri” yang mulai beroperasi pada 17 Maret 2003 bersamaan dengan peringatan hari jadi Kota Gresik dan diresmikan oleh Bupati Gresik, Drs KH Robbach Ma’sum, MM.

Musium ini dikelola oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Gresik melalui Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Museum Daerah Kabupaten Gresik “Sunan Giri”.

Adapun beberapa koleksi utama yang dimiliki museum bersejarah di Gresik ini adalah :
1. Fragmen Sajadah, diyakini digunakan oleh Sunan Giri dalam sholat, tetapi juga telah berfungsi sebagai alas untuk menghindari kotoran selama sholat dalam masyarakat modern.
2. Surban, diyakini sebagai warisan dari Sunan Giri yang konon dipakainya sehari-hari dalam menyebarkan dakwah Islam.
3. Keris Kalam Munyeng, yang diyakini sebagai milik Sunan Giri, konon dibuat dari kalam (penunjuk) yang digunakan Sunan Giri dalam mengajarkan ajaran Islam dan membaca Al Quran. Keris aslinya masih disimpan di situs Kubur Sunan Giri Desa Giri, Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik.
4. Tombak, senjata dari masa prasejarah, berevolusi dengan penggunaan logam.
5. Pelana Kuda diyakini sebagai milik kuda pengikut Sunan Giri.
6. Umpak Kayu, bagian dari tiang bangunan pendopo cungkup kubur Sunan Giri.
7. Bedug berasal dari Masjid Desa Pasucinan, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik, bedug ini diyakini sebagai peninggalan Maulana Malik Ibrahim yang meninggal pada tahun 1419 M.
8. Rebana/Terbang ,
9. Naskah kuno ditulis secara manual di atas kertas dengan menggunakan tinta Cina.
10. Al-Qur’an Tulisan Tangan dengan menggunakan tinta merah, biru, dan emas.
11. Kitab Khotbah Jumat
Masjid Ainul Yaqin Desa Giri, Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik.  Musium ini memiliki jam operasional setiap hari Senin-Jumat pukul 08.00-15.00 WIB.   Akhtar Rayyan Izz Al Diin begitu gembira bisa ber literasi sejarah, “Senang dan serasa mengasyikkan bisa belajar sejarah masa lalu”ujarnya

Guru mata pelajaran IPAS, Shinta Lailatul Rizka menyampaikan kesannya ” Alhamdulillah berkesempatan mengunjungi tempat-tempat ini untuk menambah wawasan kita akan sejarah mass lampau” Pungkasnya. (Kontributor Mahfudz Efendi/Red)

You may also like

Leave a Comment