Home KESRANgaji Jalanan Dampingi Alqur’an

Ngaji Jalanan Dampingi Alqur’an

by sabda news

Oleh   : :Moh. Fail

SabdaNews.com- Ada dua sumber pelajaran berharga dalam hidup, pengetahuan agama dan peristiwa agama. Pengetahuan Agama bisa diperoleh dari pesantren atau lembaga pendidikan formal. Tentang Ilmu Aqidah, Fiqih, Nahwu-Shorof, Ushul Fiqih, Ilmu Kalam, Ilmu Tajwid dan lain sebagainya. Prestasi pendidikan formal diukur pada penguasaan pengetahuan, meskipun terkadang pintar ilmu agama tidak berkorelasi dengan amal dan perbuatan. Fenomena pintar ilmu agama semakin mudah diperoleh meskipun tanpa nyantri atau sekolah di madrasah.

Karena sajian YouTube dan media sosial menjajakan banyak hal tentang agama. Sementara ngaji peristiwa agama merupakan fenomena dimana setiap orang bisa mengalami. Peristiwa agama memberi peringatan dan pelajaran bagi kita semua – khususnya masalah perilaku sosial. Surat Al-Baqarah ayat 30 merupakan pernyataan resmi Allah yang diungkapkan kepada Malaikat bahwa manusia diciptakan sebagai Khalifah di bumi. Tentu manusia harus memiliki kemampuan mengelola bumi. Tentang ilmu kelautan, tentang bumi dan tambang, tentang panas dan dingin.

Pesan lain tugas manusia di bumi ada di QS. Alhujarat ayat 13. Allah menciptakan manusia laki-laki dan perempuan supaya saling mengenali. Kenal kepribadian, kenal budaya, kenal daerah dan masing-masing negaranya. Alhujarat 13 merupakan konsep sosial universal. Karena ayat tersebut diawali dengan kalimat, “ya ayyuhannas”. Artinya, wahai sekalian manusia. Kita diminta paham perbedaan karakter dan budaya. Pesan sosial lain disampaikan dalam QS. Alhujarat ayat 10. Ayat ini lebih spesifik mengingatkan seluruh orang mukmin. Ada tugas pada semua orang mukmin supaya merawat persaudaraan. Mukmin desa, mukmin kota, mukmin antar negara semua adalah bersaudara. Ajaran merawat persaudaraan juga disampaikan dalam Islam.

Dalam doa sering diungkapkan, “allahumma ighfir lil mukminin wal mukminat” atau “robbana ighfir lana wa lil ikhwanina”. Semua merupakan perekat kemanusiaan dan perekat iman. Tidak ada alasan buat kita untuk buruk sangka kepada orang lain – khususnya sesama mukmin. Fenomena kehidupan menjadi lembar pengajian bagi kita semua. Masih banyak orang menguasai ilmu agama, tetapi tidak berkorelasi pada ibadah.

Banyak orang sederhana tanpa pendidikan tinggi, tetapi memiliki kebiasaan ibadah Istiqomah. Banyak orang kaya, tetapi tidak berkorelasi pada sedekah. Sebaliknya, banyak orang sebatas cukup, tetapi aktif mengisi kotak amal di masjid. Yang paling tragis banyak kaya, tetapi usianya lebih panjang dari kekayaannya. Sedangkan amal sedekahnya tidak diperhatikan. Atas dasar ajaran Al-Qur’an dan Fenomena Sosial di atas, ada baiknya kita melakukan evaluasi sadar sebagai Kholifah.

Menjaga dan merawat alam dengan baik sesuai keahlian dan kapasitas masing-masing. Menjaga hubungan kemanusiaan dengan menjunjung tinggi toleransi sosial. Dan, sesama mukmin dan muslim kita tingkatkan rasa cinta dan kasih sayang dengan merawat doa saling memaafkan dan saling memintakan ampunan kepada Allah SWT. (Penulis :Moh. Fail : Jurnalis dan Dosen di Univertas Swasta di Surabaya)

You may also like

Leave a Comment