Esai Politik
Oleh :Mas’ud Hakim, M.Si., M.H.
SabdaNews.com- Partai Golkar, yang sejak lama menjadi salah satu kekuatan politik utama di Indonesia, kini menghadapi tantangan besar karena semakin terlepas dari basis akar rumputnya. Fenomena ini mencerminkan pergeseran signifikan dalam dinamika politik, yang berpotensi melemahkan daya saing partai tersebut dalam pemilu mendatang.
Salah satu penyebab utama pencabutan Golkar dari akar rumput adalah perubahan struktur organisasi dan orientasi politik yang semakin terpusat di tingkat elit. Fokus yang berlebihan pada kepentingan elit dan perebutan kekuasaan di internal partai membuat perhatian terhadap kebutuhan dan aspirasi konstituen di tingkat bawah menjadi tersisihkan. Akibatnya, hubungan emosional dan kepercayaan yang dibangun selama puluhan tahun dengan basis massa tradisional mulai terkikis.
Transformasi masyarakat Indonesia yang terus berkembang menuntut partai politik untuk lebih responsif terhadap isu-isu lokal dan keterlibatan langsung dengan warga. Namun, Golkar terkesan lambat beradaptasi dengan perubahan ini dan cenderung mengandalkan jaringan lama yang kini sudah tidak relevan. Hal ini membuat banyak kader dan pendukung di akar rumput merasa tidak didengar dan akhirnya beralih ke partai lain yang lebih progresif dan dekat dengan kebutuhan mereka.
Fenomena ini diperparah dengan munculnya kritik publik terhadap partai yang dianggap lebih mengutamakan pragmatisme politik dan korporatisme daripada ideologi dan pelayanan masyarakat. Ketika partai kehilangan legitimasi di mata rakyat kecil, maka peranannya sebagai representasi aspirasi rakyat pun menjadi samar.
Partai Golkar perlu melakukan reformasi secara menyeluruh mulai dari perbaikan struktur partai hingga peningkatan komunikasi dan keterlibatan dengan basis massa. Partai harus kembali membangun jembatan untuk mendengar dan memahami kebutuhan akar rumput sekaligus mengembangkan program-program yang nyata dan berdampak langsung bagi kesejahteraan masyarakat.
Golkar berisiko terus kehilangan relevansi politiknya dan mungkin tersingkir dari persaingan di masa depan. Keterputusan dari akar rumput bukan hanya persoalan elektoral semata, melainkan juga pertaruhan eksistensi partai dalam sistem demokrasi yang makin dinamis, dan parahnya lagi Golkar dihuni oleh pemuja kekuasaan dan kacung-kacung penguasa. ( Oleh, Mas’ud Hakim, M.Si., M.H.
– Pemerhati Kebijakan Publik)