JAKARTA.SabdaNews.com – Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak mendorong penguatan koperasi sebagai pilar utama ekonomi berkeadilan dalam mewujudkan visi besar Jatim sebagai Gerbang Baru Nusantara. Hal ini disampaikannya saat menjadi pembicara dalam acara Sarasehan dan Temu Bisnis Peringatan Hari Koperasi ke-78 yang digelar secara hybrid dari Badan Penghubung Daerah Jatim di Jakarta, Rabu (16/7/2025).
“Kalau ingin pertumbuhan ekonomi kita menyentuh semua lapisan masyarakat, koperasi harus jadi tumpuan. Itu bagian dari upaya kita membuka jalan Jawa Timur menjadi gerbang baru Nusantara,” kata Emil Dardak.
Menurutnya, Jatim saat ini sudah menjadi pusat manufaktur nasional dan menyumbang seperlima dari total volume perdagangan Indonesia. Meski begitu, pembangunan ekonomi ke depan dinilainya tidak bisa hanya mengandalkan pendekatan top-down. Koperasi sebagai lembaga ekonomi kerakyatan menjadi tumpuan pemerataan dan keadilan ekonomi.
“Ketika pembangunan nasional dipacu di luar Jawa, bahan baku yang selama ini kita olah akan semakin terbatas. Maka, kita harus menyiapkan diri menjadi pusat produksi dengan nilai tambah tinggi. Di sinilah pentingnya koperasi sebagai penguat fondasi ekonomi dari bawah atau buttom up,” jelas Emil.
“Kita harus bisa naik kelas. Untuk menjadi provinsi unggul, kita harus perkuat SDM, infrastruktur, dan membangun ekosistem ekonomi yang mumpuni,” tambahnya
Membangun kawasan industri dan infrastruktur, kata Emil tidak serta-merta mengabaikan prinsip ekonomi kerakyatan. Justru sebaliknya, koperasi bisa menjadi simpul penting dalam menyambungkan manfaat industri kepada masyarakat luas.
“Koperasi jangan dianggap sektor yang berdiri sendiri. Kita harus menyambungkan kekuatan industri besar dengan koperasi. Maka akan tercipta dua jalur ekonomi yang saling menopang yakni ekonomi berbasis industri dan ekonomi berbasis rakyat,” ucapnya
Ia juga menyinggung program Koperasi Desa Merah Putih sebagai salah satu inisiatif strategis untuk menggerakkan ekonomi desa. Melalui program ini, peluang ekonomi desa dapat ditangkap dan disalurkan kembali secara berkeadilan kepada masyarakat desa.
“Kalau ekonomi desa matang, maka daya beli masyarakat meningkat. Mereka akan menyerap produk dan jasa dari industri yang kita bangun. Koperasi akan menjadi simpul yang menjembatani kekuatan industri dan kekuatan rakyat,” ungkapnya.
Emil juga menyebut bahwa di banyak negara maju seperti Inggris dan Singapura, koperasi pertanian maupun ritel menjadi tulang punggung ekonomi rakyat. Jatim sendiri saat ini tengah memperkuat strategi ganda. Baik sebagai pusat perdagangan maupun manufaktur nasional. Hal ini tercermin dari misi dagang yang terus dilakukan ke berbagai daerah.
“Saya baru saja dari Sorong, Papua Barat Daya. Misi dagang di sana mencatatkan transaksi setengah triliun rupiah. Bu Gubernur Khofifah di NTB mencetak dua kali lipatnya yaitu satu triliun rupiah. Semua itu untuk membuka akses seluas-luasnya bagi produk Jawa Timur,” terangnya
Di akhir, ia menekankan pentingnya membangun keseimbangan antara kekuatan industri dan koperasi sebagai dua sayap pembangunan ekonomi yang saling melengkapi. Sinergi keduanya diyakini akan memperkuat posisi Jawa Timur sebagai pusat pertumbuhan nasional yang inklusif dan berdaya saing tinggi.
“Industri akan menjadi lokomotif, koperasi menjadi penggerak roda di tiap-tiap gerbongnya. Kalau keduanya berjalan bersama, maka Jawa Timur benar-benar siap menjadi Gerbang Baru Nusantara yang adil, tangguh, dan merata,” pungkasnya. (pun)