samaSabdaNews.com – Penyelenggaraan Pilkada Seretak 27 November 2024 di Jawa Timur berjalan dengan lancar dan sukses tak luput dari peran sebanyak 425.257 orang petugas KPPS dan 121.502 orang petugas ketertiban (Linmas). Oleh karena itu KPU Jawa Timur memberikan apresiasi setinggi-tingginya dan mengucapkan terima kasih karena badan adhoc tersebut dapat menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya.
Kendati demikian, dalam pelaksanaan di lapangan masih terdapat kekurangan karena terdapat sejumlah petugas yang mengalami kecelakaan, sakit, kelelahan bahkan meninggal dunia. Hingga H+2 pelaksanaan pemungutan suara, KPU Jatim menerima laporan ada sebanyak 5 petugas yang meninggal dunia.
Kalau kemarin hanya 2 orang yang meninggal, sekarang bertambah menjadi 5 orang. Meliputi 4 orang linmas TPS tersebar di Kab Kediri karena kecelakaan kerja, lalu di Kota Kediri karena kelelahan. Di Sampang karena kelelahan, kemudian di Kota Malang yang bersangkutan menerima distribusi logistik pada tanggal (26/11) kemudian berjaga untuk pengamanan dan pagi harinya ikut dalam pembukaan pemungutan suara sampai pukul 09.00 WIB. Namun yang bersangkutan merasa sakit lalu dilarikan ke puskesmas dan dirujuk ke rumah sakit.
“Hari ini kami menerima kabar bahwa yang bersangkutan telah meninggal dunia tadi sore,” ujar komisioner KPU Jatim, Eka Wisnu Wardhana, Kamis (28/11/2024) malam.
Sedangkan satu orang lainnya adalah seorang sekretaris TPS di Magetan yang mengalami sakit saat proses pendistribusian logistik pada H-1 hingga malam hari. “Kami turomisut menyampaikan bela sungkawa yang sedalam-dalamnya. Kami juga sudah intruksikan supaya KPU Kab/Kota setempat dan mereka sudah bergerak untuk menyiapkan kebutuhan pembiayaannya. Ada yang dicover oleh BPJS yaitu di Magetan, Kota Kediri dan kota Malang . Sedangkan untuk di Kabupaten Kediri dan Kabupaten Sampang itu akan diberikan santunan dari KPU,” beber Wisnu.
Selain korban meninggal dunia, lanjut Eka Wisnu pihaknya juga mendapat laporan ada sebanyak 15 orang petugas yang sakit namun sudah mendapatkan penanganan baik rawat inap maupun rawat jalan. Mereka berasal dari anggota PPS, sekretaris PPS, anggota KPPS, petugas ketertiban (linmas) dan anggota PPK.
“Saya ingin mengklarifikasi bahwa yang kesetrum arus listrik di Surabaya, yang bersangkutan tidak meninggal dunia tapi menjalani rawat inap,” pungkas Eka Wisnu Wardhana. (pun)