Gagas Terwujudnya Wisata Religi, Pemdes Ima’an Dukun Berguru ke Makam Sunan Pandanaran di Perbukitan Gunung Jabalkat Klaten Jawa Tengah

by Redaksi

GRESIK,SabdaNews.com – Menurut catatan sejarah, Ima’an termasuk salah satu desa yang berumur tua di wilayah Kecamatan Dukun, Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Menariknya, Ima’an ini memiliki banyak leluhur desa yang mewariskan nilai-nilai luhur, budi pekerti dan berbagai pedoman hidup dalam menjalani kehidupan.

Menurut Kepala Desa Ima’an H. Abdul Rohim, S.Ag, meski masih harus ditelusuri Silsilahnya, setidaknya ada 6 leluhur yang menjadi Cikal Bakal lahirnya Desa Ima’an. Keenam leluhur desa tersebut, yakni Buyut Joko Sunaryo (Keponakan Kanjeng Sunan Kalijaga, Raden Mas Bagus Harun (Santrinya Kanjeng Sunan Giri), Embah Jangkung (Keturunan Bangsawan), Ratu Roro Rosari (Istri Embah Jangkung), Kiai Bosyamya dan Ki Ageng Sumber.

“Alhamdulillah, bersyukur kami memiliki para leluhur desa yang mewariskan nilai-nilai luhur, budi pekerti dan berbagai pedoman hidup dalam menjalani kehidupan hingga saat ini. Berkat perjuangan para leluhur yang telah babad alas inilah lahir sebuah desa bernama Ima’an,” ungkap Kades H Abdul Rohim, Senin (11/11/2024). Nama Ima’an sendiri menurut para sesepuh desa berasal dari kata “Ngamak” yang berarti berbondong-bondong, kompak, bersama-sama dalam menjalani berbagai aktivitasnya.

Kekompakan inilah yang membangkitkan semangat Kades Ima’an Dukun mengajak seluruh perangkat desa, termasuk BPD, LPMD, hingga RT dan RW belajar Pengelolaan Wisata Religi dan Budaya di Yogyakarta. “Banyaknya makam leluhur desa, mendorong kami menggagas terwujudnya Wisata Religi seperti Kawasan Makam Kanjeng Sunan Giri, Maulana Malik Ibrahim, maupun Wisata Religi Bukit Surowiti. Untuk itu, kami ziarah sekaligus belajar terkait Wisata Religi ke makam Sunan Pandanaran di Perbukitan Gunung Jabalkat Klaten Jawa Tengah,” terang Kades Ima’an.

Selain ke Makam Sunan Pandanaran, rombongan Pemdes Ima’an Dukun juga belajar Pengelolaan Wisata Religi dan Budaya ke Astana Giri Bangun, Masjid Raya Sheikh Zayed, Candi Prambanan, dan Malioboro, Sabtu – Minggu (9-10/11/2024). “Selain belajar Pengelolaan Wisata Religi dan Budaya di Yogyakarta, kegiatan ini juga sebagai wadah membangun kebersamaan dan kekompakan jajaran Pemdes Ima’an Dukun. Semoga setelah kegiatan ini, banyak pelajaran berharga yang bisa kita terapkan untuk membangun wisata religi dan budaya serta pengelolaan UMKM di Desa Ima’an,” pungkas H. Abdul Rohim, S.Ag yang juga Alumni Ponpes Tebuireng Jombang ini. (Gus/Red)

You may also like

Leave a Comment