SabdaNews.com – Rapat paripurna istimewa DPRD Jawa Timur dalam rangka Hari Jadi ke 79 Provinsi Jawa Timur pada Sabtu (12/10/2024) berlangsung menarik. Pasalnya, dalam paripurna tersebut ada sesi ceramah ilmiah menghadirkan pakar politik dan filsafat Rocky Gerung.
Dalam orasinya, tokoh bersuara lantang itu mengingatkan bahwa posisi Jatim sangat strategis dan menentukan bagi Indonesia, terutama dalam menyongsong Indonesia Emas 2045.
Dari sisi perekonomian, kata Rocky, Jatim menopang sedikitnya 20 provinsi lain di Indonesia Timur. “Itu artinya, kemakmuran Indonesia ditopang oleh Jatim,” jelasnya.
Ulang tahun ke 79 bagi Provinsi Jatim, bagi Rocky adalah mengingat kembali cita cita perjuangan para pahlawan seperti Bung Tomo dan Ir Djuanda yang membela hak hak rakyat dan belum terwujud hingga hari ini.
“Remember the past untuk politik of how. Dibelakang kita ada politic of memory, dimana Jatim menghasilkan hampir separoh dari pendapatan negara. Tetapi kita juga harus tahu bahwa Jatim angka korupsinya juga tinggi, sehingga itu harus dipikirkan bersama kedepan,” dalihnya.
Oleh karena itu, Rocky berharap dari 700 universitas dan perguruan tinggi yang ada di Jatim bisa menghasilkan surplus pikiran dalam menghadapi persoalan bonus demografi.
“Kalau Jatim berhenti dengan kegiatan akademisi maka indeks integensi nasional kita juga akan turun,” ungkapnya.
Terlebih jika dibandingkan dengan negara negara tetangga seperti Malaysia, Thailand, Vietnam maupun Singapura. Angka pendapatan percapita penduduk Indonesia masih kalah jauh.
“Malaysia sudah 13 ribu USD per orang, Indonesia masih 4.500 USD per orang. Artinya kita masih kalah di dalam persoalan pendapatan percapita. Sehingga yang akan menikmati bonus demografi 2045 adalah anak anak muda Kuala Lumpur,” jelas Rocky.
Ia menginginkan Jatim menjadi tempat pertama menguji money politic pada Pilkada serentak 2024 masih ada apa tidak. Lalu upaya menggusur dan saling jegal tanpa argumentatif juga masih terus terjadi di Jatim. Padahal potensi berubah yang dimiliki Jatim jauh diatas provinsi lain
Untuk menghindari semua itu, kata Rocky diperlukan penyamaan prinsip, dan memetakan problem Jatim berdasarkan perspektif perempuan (keadilan).
“Tumbuhkan rahim perempuan akan mengawal perhitungan APBD. Pastikan kesehatan, stunting dan kesejahteraan diatur dalam APBD untuk kepentingan keluarga keluarga miskin yang sekarang harus diback up APBN padahal kemampuannya terbatas,” ungkapnya.
“Saya optimis potensi 700 perguruan tinggi yang ada di Jatim itu bisa menemukan konsep konsep bermutu untuk menggali PAD dan tahu DPRD tengah berupaya mengakali keterbatasan anggaran tapi jangan sampai mengakali untuk kepentingan diri sendiri,” imbuhnya.
Ia optimis berbagai permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia di awal periodisasi pmerintahan yang baru akan bisa terpecahkan dari Jatim. “Kalau ada optimisme dari Jatim, saya yakin seluruh negeri juga akan optimis,” tegas Rocky.
Semua hal yang dikhawatirkan dapat mengganggu roda pemerinatahan yang baru, seperti ancaman krisis ekonomi, krisis lingkungan hingga krisis politik itu harusnya dijadikan sebagai landasan untuk kembali menghidupkan ide republik.
“Itulah kenapa kita memilih republik bukan kerajaan, bukan kesultanan, bukan negara agama di dalam upaya untuk menerangkan bahwa comon good (kemakmuran bersama) itu ada kepentingan kita bersama,” ingat Rocky.
Namun tak dapat dipungkiri, disparitas di negeri ini masih tinggi sekali walaupun kita masih sering ketipu dengan angka statistik. Hal ini diperparah dengan Indek Korupsi Indonesia yang masih di kisaran 31%. Artinya, dari 100 orang Indonesia, tinggal 31 orang yang jujur.
“Indeks persepsi ini akan mempengaruhi investasi asing. Sebab tidak ada investor yang mau menanamkan investasinya ketika hanya ada 31 orang dari 100 orang yang ada itu yang berlaku jujur,” kata Rocky.
Kemampuan memetakan persoalan bagaimana ekonomi Jatim tumbuh itu bergantung bagaimana kita mampu menciptakan integritas. “Oleh karena itu perlu dipastikan dunia akademis juga menjadi tempat untuk menghasilkan PAD. Bagaimana caranya ya melalui riset,” ungkap dosen UI ini.
Ia percaya teman teman di DPRD Jatim itu memiliki mengemukakan keadilan dan kebenaran ketimbang kemunafikan sebab masih banyak darah para pejuang dan Pahlawan yang bersemayam di pembuluh darah melalui jantung orang orang Jatim
“Kalau Jawa Timur sudah tidak lagi memompa darah keadilan maka negeri ini akan berhenti berdenyut,” kelakar Rocky dengan serius
Jatim juga kaya pikiran, surplus pikiran dan surplus keberanian. Makanya Jatim harusnya menjadi pemimpin Indonesia.
“Matahari akan diterbitkan dari Jawa Timur dan tidak akan tenggelam sebelum tokoh Jawa Timur memimpin Republik ini,” jelasnya.
Rocky juga mendorong anak anak muda yang duduk di DPRD untuk senantiasa ingat, bahwa muda itu bertumbuh dalam pikiran dan tua itu adalah usang dalam politik.
“Kemudaan itu artinya kemampuan untuk mengucapkan pikiran tanpa basa basi. Sebab DPRD itu memang dirancang untuk bicara makanya disebut parle (ngomong) bukan transaksi amplop,” tegasnya.
Kita punya slogan merdeka atau mati dan kita tambahkan hari ini, berpikir atau dungu. Oleh karenanya diundang atau tidak, kedepan Rocky akan hadir lagi ke Jatim dalam rangka melakukan evaluasi.
“Sudah kah indeks demokrasi Indonesia bertumbu karena sumbangan dari demokrasi di Jatim. Sudahkan stunting turun karena intervensi dari Jatim, lalu sudahkah deflasi berhenti karena produktif Jatim karena semua itu adalah pertanyaan politis yang harus dimulai dari penyusunan APBN dan APBD,” ujar Rocky
Di akhir orasi, Rocky juga mengajak anggota DPRD Jatim memberikan penghormatan kebijakan publik yang dimulai dengan perjuangan kaum perempuan.
“Perempuan diciptakan dari tulang rusuk pria bukan dari kepala pria sehingga perempuan bukan diatas laki-laki. Perempuan diciptakan dari tulang rusuk laki-laki yang ada di sisi kiri badannya sehingga mereka setara dekat dengan dengan hatinya sehingga perempuan itu harus dicintai. Selamat datang politik perempuan di Jatim,” pungkas Rocky. (pun)