SabdaNews.com – Indonesia baru saja merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 Kemerdekaannya dengan mengangkat tema besar “Nusantara Baru, Indonesia Maju”. Dalam tema tersebut terkandung makna bahwa Indonesia membutuhkan semangat baru dengan persatuan dan kesetaraan untuk mencapai tujuan negara.
Merespon semangat tersebut, Direktorat Kepercayaan Terhadap Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat (Dit. KMA), Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyelenggarakan Sarasehan Nasional Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa pada tanggal 19 hingga 22 Agustus 2024 di Hotel Wyndham Surabaya, Jawa Timur.
Sebanyak 275 peserta dari organisasi Kepercayaan terhadap Tuhan YME, Generasi Muda Penghayat Kepercayaan (Gema Pakti), Perempuan Penghayat Kepercayaan (Puan Hayati), Kementerian/Lembaga terkait, organisasi masyarakat sipil, dan perguruan tinggi akan hadir di Kota Pahlawan untuk bersama-sama berdiskusi dan merumuskan peran yang dapat dilakukan Penghayat Kepercayaan untuk mengisi kemerdekaan dan mendukung pembangunan nasional.
Mengangkat tema Transformasi Penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa untuk Meningkatkan Ketahanan Sosial, Budaya, dan Ekologi secara Berkelanjutan, Sarasehan Nasional ini dilaksanakan untuk mengoptimalkan layanan pemenuhan hak penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan meneguhkan komitmen penghayat untuk berperan dalam pembangunan berkelanjutan.
Direktur Kepercayaan terhadap Tuhan YME Sjamsul Hadi menjelaskan bahwa pemerintah telah melakukan serangkaian program kegiatan dan menerbitkan berbagai produk hukum yang mendorong pemenuhan hak Penghayat Kepercayaan. Titik beratnya saat ini adalah pada implementasinya dan sejauh mana Penghayat mengoptimalkan regulasi dan layanan yang tersedia.
Di sisi lain, hidup dalam keberagaman masyarakat, perkembangan teknologi, pembangunan dan industrialisasi yang pesat hingga perubahan lingkungan menjadi tantangan yang tidak terhindarkan bagi Penghayat.
“Penghayat bukan hanya harus mampu berdampingan dengan beragam tantangan yang kini dihadapi, namun juga harus mampu mandiri dan memberikan kontribusi bagi kebaikan hidup masyarakat dan lingkungan yang dihidupinya,” imbuh Sjamsul.
Melalui kegiatan Sarasehan Nasional ini diharapkan lahir rencana aksi bagi Penghayat Kepercayaan dan pemerintah untuk dapat menghadapi tantangan dan mampu berkontribusi pada pembangunan nasional yang berkelanjutan. (pun)