SabdaNews.com – Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak mengajak para generasi muda untuk ikut meneruskan perjuangan para pahlawan, dengan cara mengabdikan diri usai menempuh tugas belajar di Luar Negeri (LN).
“Berjalannya bangsa kita, menjadi tanggung jawab generasi muda yang diberikan rezeki oleh Allah. Mungkin dari sisi intelektualitas dan juga kesempatan untuk bisa menempuh studi di luar negeri,” ujar Emil pada kegiatan Sharing seassion bertajuk ‘Jalan Yang Jauh, Jangan Lupa Pulang’ Di Kelas Internasional FK Unair, Senin (21/8/2023).
“Jangan lupakan bahwa kita bisa belajar, kita bisa menempuh pendidikan, kita bisa hidup dengan baik berkat perjuangan para pahlawan yang memerdekakan negara,” tegas Emil.
Ia mengatakan, ilmu dari para pelajar Indonesia yang menempuh pendidikan di luar negeri, terlebih mendapatkan awardee atau beasiswa diharapkan dapat menjadi salah satu pengabdian untuk membangun bangsa menuju Indonesia Emas 2045.
“Mari kita juga ikut melanjutkan perjuangan mereka dengan mengabdi, mudah-mudahan tentunya ilmu yang diperoleh di sana (di luar negeri), jejaring yang dibangun di sana, ini semua bisa di manfaatkan untuk memajukan bangsa,” kata Emil.
Di Jawa Timur khususnya, mantan Bupati Trenggalek tersebut mengatakan Pemprov Jatim juga melibatkan para akademisi untuk memberikan masukan dan usulan, sebagai salah satu wadah bagi para lulusan luar negeri.
“Kita sudah menyaksikan bukti bagaimana Ibu Gubernur (Khofifah Indar Parawansa) salah satunya dalam penanganan pandemi Covid-19, benar-benar mengandalkan sains dan teknologi,” kata Emil.
Ia menambahkan, pada proses tersebut Pemprov Jatim melibatkan para pakar untuk memberikan masukan kebijakan. Menurutnya, ini menjadi hal yang penting karena pengetahuan serta eksistensi para siswa Indonesia yang belajar dari luar negeri dapat memberikan kontribusi bagi negaranya.
“Bagaimana kemudian eksistensi para akademisi para pakar menjadi kontribusi penting bagi masyarakat,” ujarnya.
Tentunya, Emil menambahkan, hal ini tidak mengartikan jika para lulusan luar negeri yang kembali ke tanah air menjadi sesuatu yang elit, namun hal ini diharapkan dapat menjadi motivasi bagi insan yang ahli dimasing-masing bidangnya.
“Dalam konteks ini bukan untuk kemudian membangun sebuah elit, tetapi bahwa kita menghargai mengapresiasi dan memotivasi insan-insan yang memang mengabdi di bidangnya,” kata Emil. (pun)