Home PEMBANGUNANPerbaikan Jembatan Terdampak Lahar Dingin Lumajang Ditanggung  PUPR, BNPB dan Provinsi

Perbaikan Jembatan Terdampak Lahar Dingin Lumajang Ditanggung  PUPR, BNPB dan Provinsi

by Redaksi

SabdaNews.com – Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa bersama OPD terkait di lingkungan Pemprov Jatim melakukan gerak cepat untuk upaya perbaikan jembatan jembatan di Kabupaten Lumajang yang rusak parah akibat diterjang banjir lahar dingin pada Jumat (7/7) lalu.

Bahkan sejak menerima laporan,  Sekdaprov Jatim Adhy Karyono memimpin langsung upaya mitigasi dan penanggulangan bencara di Lumajang dengan melibatkan Dinkes, Dinsos, BPBD dan Dinas PU Bina Marga Jatim.

“Sudah 3 hari lho Pak Sekda dan OPD terkait disana. Minggu pagi baru pulang bersama saya dan tadi malam sudah dirapatkan bersama perwakilan Kementerian PUPR, BNPB, Pemprov dan Bupati Lumajang,” terang Gubernur Khofifah, di gedung negara Grahadi Surabaya, Minggu (9/7/2023) malam.

Berdasarkan laporan, setidaknya ada tiga jembatan yang putus sehingga penanganannya juga dibagi. Pertama, jembatan yang menghubungkan Malang Lumajang di Glidik 2 akan dikerjakan oleh Kementerian PUPR.

“InsyaAllah Menteri PUPR, Senin (10/7) ini akan datang ke Lumajang untuk memulai perbaikan jembatan Glidik 2,” terang Khofifah.

Kedua, jembatan Gondeli yang separuhnya putus akan ditangani oleh Pemprov Jatim. Begitu juga untuk jembatan Kelapa Sawit yang panjang bentangannya sekitar 36 meter akan dihandle Pemprov.

“Sedangkan untuk beberapa jembatan lain yang kecil-kecil itu akan dihandle BNPB yang pelaksanaannya oleh kabupaten. Jadi kira-kira posisinya seperti itu ada pembagian tugas,” beber mantan Mensos ini.

Sekarang ini lanjut Khofifah sedang dilakukan pembuatan bronjong di sepanjang gondeli itu ada mungkin 150-an meter untuk sementara karena pada saat yang sama dibuatkan aliran arus air yang baru.

“Dulunya aliran air itu di sebelah kanan jembatan tiba-tiba berubah ke selah kiri sehingga tergeruslah bagian kiri yang kemudian masuk ke kampung. Itu yang sekarang sementara dikasih bronjong dulu sambil secara komprehensif tim PUPR sedang melakukan penataan, mana yang kira-kira dulu dinamakan curah koboan dan sekarang ini pindah aliran lahar dinginnya,” ungkap Khofifah. itu

Kalau ini semua berjalan, tapi kan kita ini tidak tahu nanti laharnya lewat mana tetapi semua harus disiapsiagakan. Pasalnya, menurut perhitungan saat dibuatnya jembatan gantung bondeli itu kira-kira bertahan 50 tahun tapi ini baru mau masuk tahun kedua sudah jebol lagi.

“Penyebabnya karena terdorong oleh batu-batu besar dengan kekuatan yang besar dan cepat itulah yang kemudian mestinya ini 15 meter dibawah jembatan gantung, itu sudah nabrak jembatan. Begitu juga yang terjadi di jembatan kelapa Sawit dihantam batu batu besar sehingga putus,” dalih Gubernur Jatim.

“Bahkan tadi kata masyarakat di desa itu kalau jembatan itu tidak putus maka aliran airnya akan ke kampung lebih banyak lagi. Jadi memang harus dibuat satu penelitian secara lebih komprehensif hulu dan hilirnya supaya lebih bisa memberikan keamanan bagi masyarakat di sekitar dan tentu bagi mereka yang melakukan penambangan pasir juga harus mengetahui titik-titik mana yang masuk daerah rawan dan tidak rawan,” imbuhnya.

Persoalan lainnya yang mengganjal adalah masih banyak pemukiman yang masuk kategori wilayah merah (berbahaya) yang semestinya tidak boleh dihuni walaupun alasan untuk mendekatkan dengan pekerjaan penambangan pasir.

“Tadi saya sampaikan kepada Kades kepada Pak Bupati agar mereka bisa mengikuti arahan pemerintah yang ini area merah memang potensial berbahaya dan mereka sudah punya huntap jadi mereka bisa ke tempat yang sudah di relokasi itu. Dan yyang belum haru didata kembali karena pada dasarnya huntap nya masih tersedia,” pungkas Khofifah. (tis)

You may also like

Leave a Comment